Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Harga komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mengalami kenaikan dari Rp4.600/kilo gram menjadi Rp5.300/kilo gram.

"Harga ini berlaku di tingkat petani sejak Oktober 2018," ujar Mansyur Akune, salah satu pedagang pengumpul di Kecamatan Anggrek, Kamis.

Ia mengaku, produksi jagung saat ini sedang turun sebab masa panen sudah selesai.

Kondisi itu menjadi salah satu faktor yang memicu kenaikan harga, di samping permintaan yang memang tinggi.

Ia memprediksi harga jagung akan terus naik sebab permintaan dari luar Gorontalo terus tinggi.

Mansyur mengatakan, berupaya memenuhi permintaan dari wilayah Provinsi Sulawesi Utara, sebab harga jualnya mencapai Rp5.700/kilo gram.?

Mayoritas permintaan untuk keperluan pakan, makanya harga tinggi itu berlaku untuk seluruh varietas jagung.

Ia pun menepis jika harga tinggi itu hanya berlaku di tingkat pedagang pengumpul.

"Jika ada yang mengatakan harga tinggi ini hanya berlaku di tingkat pedagang pengumpul, itu salah besar sebab saat ini harga di tingkat petani memang tinggi mencapai Rp5.300 per kilo gram," ujarnya.

Ia mengaku, produksi jagung di Gorontalo Utara setiap musim bisa menembus angka 200 ribu ton lebih, namun produksi itu hanya bertahan saat musim panen saja.

Maka pemerintah diharapkan mendorong petani untuk meningkatkan produksi tanam, agar mampu memenuhi permintaan pasar di tingkat nasional dan internasional.

Saat ini kata Mansyur, meski harga tinggi namun permintaan dari luar Gorontalo sulit dipenuhi sebab rata-rata petani sudah menjual hasil panennya. (KR-SSK).

 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018