Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Legislator Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mendorong pemerintah daerah lebih banyak mengembangkan pola pertanian organik, yang dinilai lebih ramah lingkungan dan menguntungkan petani.
"Produksi pertanian organik, terbukti lebih tinggi dari segi kuantitas dan kualitas, maka pemerintah daerah perlu terus mengembangkannya," ujar Legislator Gorontalo Utara, Ridwan Riko Arbie, di Gorontalo, Sabtu.
Ia menilai, daerah itu cocok untuk pengembangan pertanian organik, seperti komoditas padi dan cabai rawit.
Apalagi kata politisi partai Hanura itu, para petani seperti di Kecamatan Kwandang, Anggrek dan Tolinggula, telah berhasil memproduksi padi organik dengan capaian produksi yang cukup baik.
Produksi padi organik, bisa mencapai 8-9 ton per hektare atau lebih tinggi dibanding produksi padi anorganik yang mencapai rata-rata 5,5-6,5 ton per hektare.
Termasuk komoditas cabai rawit yang mampu diproduksi dengan masa panen yang lebih panjang.
Terbukti, banyak petani mulai menikmati keuntungan menanam cabai rawit organik dengan harga jual yang baik di kisaran Rp30 ribu per kilo gram.
Didukung dengan tingkat permintaan konsumen yang cukup tinggi.
Olehnya kata Ridwan, DPRD sangat mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan pola pertanian organik yang diakuinya tidak hanya ramah lingkungan namun ramah di kantong petani dan juga diminati pasar.
Ia pun berharap, lahan-lahan tidur di daerah itu, mampu dikembangkan menjadi areal tanam produktif.
Pemerintah daerah pun perlu meningkatkan dukungan pembangunan infrastruktur maupun permodalan bagi petani, seperti bibit, alat dan mesin pertanian.
Serta berupaya memutus rantai ketergantungan petani kepada tengkulak, melalui penyaluran bantuan pupuk dan obat-obatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Produksi pertanian organik, terbukti lebih tinggi dari segi kuantitas dan kualitas, maka pemerintah daerah perlu terus mengembangkannya," ujar Legislator Gorontalo Utara, Ridwan Riko Arbie, di Gorontalo, Sabtu.
Ia menilai, daerah itu cocok untuk pengembangan pertanian organik, seperti komoditas padi dan cabai rawit.
Apalagi kata politisi partai Hanura itu, para petani seperti di Kecamatan Kwandang, Anggrek dan Tolinggula, telah berhasil memproduksi padi organik dengan capaian produksi yang cukup baik.
Produksi padi organik, bisa mencapai 8-9 ton per hektare atau lebih tinggi dibanding produksi padi anorganik yang mencapai rata-rata 5,5-6,5 ton per hektare.
Termasuk komoditas cabai rawit yang mampu diproduksi dengan masa panen yang lebih panjang.
Terbukti, banyak petani mulai menikmati keuntungan menanam cabai rawit organik dengan harga jual yang baik di kisaran Rp30 ribu per kilo gram.
Didukung dengan tingkat permintaan konsumen yang cukup tinggi.
Olehnya kata Ridwan, DPRD sangat mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan pola pertanian organik yang diakuinya tidak hanya ramah lingkungan namun ramah di kantong petani dan juga diminati pasar.
Ia pun berharap, lahan-lahan tidur di daerah itu, mampu dikembangkan menjadi areal tanam produktif.
Pemerintah daerah pun perlu meningkatkan dukungan pembangunan infrastruktur maupun permodalan bagi petani, seperti bibit, alat dan mesin pertanian.
Serta berupaya memutus rantai ketergantungan petani kepada tengkulak, melalui penyaluran bantuan pupuk dan obat-obatan.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018