Gorontalo (ANTARA) - Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja, melakukan penanaman bakau atau bakau di kawasan Cagar Alam Panua Desa Palopo, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Senin.
Sebanyak 5.000 pohon mangrove ditanam di Gerakan Nasional Peduli Mangrove, serta Pemulihan Daerah Aliran Sungai dan Kampung Hijra dengan melibatkan pemerintah daerah, selain TNI, Polri, dan masyarakat.
OASE yang merupakan organisasi perkumpulan menteri Kabinet Kerja.
Pengurus OASE Kabinet Kerja, Koesni Harningsih Moeldoko mengatakan mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mitigasi bencana.
Indonesia sendiri, lanjut Koesni, memiliki ekosistem mangrove lebih dari 23 persen total luas mangrove di dunia.
Menurutnya dari total 3,48 juta hektar luas mangrove di Indonesia, 1,81 juta hektar di atas telah mengalami kerusakan.
Kerusakan tersebut berdampak pada peningkatan 190% ton CO2 setiap tahunnya, meningkatkan kualitas terhadap abrasi, dan juga gelombang tsunami.
"Penanaman mangrove ini beranjak dari kepedulian kita terhadap semakin menurunnya kualitas ekosistem mangrove. Kami mengajak seluruh pihak, pemerintah, TNI, Polri, BUMN, swasta, mahasiswa, dan kaum perempuan, sama-sama mengulurkan tangan untuk memperbaikinya," kata Koesni.
Sementaraa itu Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo Nurinda Rahim, mengapresiasi upaya OASE dalam memulihkan kondisi hutan bakau di daerah itu.
Nurinda memaparkan, lebih dari 9 ribu hektar hutan mangrove telah mengalami kerusakan, degradasi dan alih fungsi menjadi tambak.
Hutan bakau ini tersebar di Kabupaten Gorontalo Utara, Boalemo, dan Pohuwato.
"Gerakan tanam mangrove ini adalah langkah konkrit untuk menyelamatkan hutan bakau di Provinsi Gorontalo. Jangan sampai kondisinya semakin parah," ujar Nurinda.
Penanaman mangrove dilakukan oleh OASE secara serentak di 10 provinsi, yaitu Provinsi Gorontalo, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Maluku.
Sebanyak 45 ribu mangrove dan 2.500 tanaman pantai lainnya ditanam di Gerakan Nasional Peduli Mangrove.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Sebanyak 5.000 pohon mangrove ditanam di Gerakan Nasional Peduli Mangrove, serta Pemulihan Daerah Aliran Sungai dan Kampung Hijra dengan melibatkan pemerintah daerah, selain TNI, Polri, dan masyarakat.
OASE yang merupakan organisasi perkumpulan menteri Kabinet Kerja.
Pengurus OASE Kabinet Kerja, Koesni Harningsih Moeldoko mengatakan mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mitigasi bencana.
Indonesia sendiri, lanjut Koesni, memiliki ekosistem mangrove lebih dari 23 persen total luas mangrove di dunia.
Menurutnya dari total 3,48 juta hektar luas mangrove di Indonesia, 1,81 juta hektar di atas telah mengalami kerusakan.
Kerusakan tersebut berdampak pada peningkatan 190% ton CO2 setiap tahunnya, meningkatkan kualitas terhadap abrasi, dan juga gelombang tsunami.
"Penanaman mangrove ini beranjak dari kepedulian kita terhadap semakin menurunnya kualitas ekosistem mangrove. Kami mengajak seluruh pihak, pemerintah, TNI, Polri, BUMN, swasta, mahasiswa, dan kaum perempuan, sama-sama mengulurkan tangan untuk memperbaikinya," kata Koesni.
Sementaraa itu Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo Nurinda Rahim, mengapresiasi upaya OASE dalam memulihkan kondisi hutan bakau di daerah itu.
Nurinda memaparkan, lebih dari 9 ribu hektar hutan mangrove telah mengalami kerusakan, degradasi dan alih fungsi menjadi tambak.
Hutan bakau ini tersebar di Kabupaten Gorontalo Utara, Boalemo, dan Pohuwato.
"Gerakan tanam mangrove ini adalah langkah konkrit untuk menyelamatkan hutan bakau di Provinsi Gorontalo. Jangan sampai kondisinya semakin parah," ujar Nurinda.
Penanaman mangrove dilakukan oleh OASE secara serentak di 10 provinsi, yaitu Provinsi Gorontalo, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Maluku.
Sebanyak 45 ribu mangrove dan 2.500 tanaman pantai lainnya ditanam di Gerakan Nasional Peduli Mangrove.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019