Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) mengatakan, volume ekspor tuna loin dari Provinsi Gorontalo sejak bulan Januari hingga Maret tahun ini mencapai 30,8 ton.

Kepala SKIPM Gorontalo, Hamzah di Gorontalo, Senin, mengatakan jika daerah itu memiliki potensi yang bagus untuk mengekspor tuna.

"Volume ekspor bulan Januari yaitu 8 ton, Februari 13,5 ton dan Maret 9,3 ton," ujar Hamzah,

Hingga berita ini diterbitkan, nilai ekspor terbanyak terjadi pada bulan Februari, yaitu Rp813 juta.

"Sedangkan pada bulan Januari sebanyak RP480 juta dan hingga 17 Maret Rp557 juta," ujarnya.

Untuk frekuensi pengiriman komoditi tuna loin pada bulan Januari sebanyak 21 kali, Februari 37 kali dan Maret 27 kali.

Hamzah mengaku jika dua negara tujuan ekspor tuna loin dari Gorontalo hingga bulan Maret 2019 yaitu Jepang dan Singapura.

"Ekspor ke Jepang volumenya 25,6 ton dengan nilai Rp1,5 miliar dengan frekuensi 58 kali dan untuk Singapura volume sebanyak 5,1 ton, dengan nilai Rp311 juta dan frekuensi 27 kali," jelasnya.

Ia menambahkan jika perusahaan yang melakukan ekspor tuna loin dari Gorontalo yaitu CV. berkat adidaya dan CV. Camar Laut.

"Saat ini SKIPM terus mendorong perusahaan perikanan agar dapat melakukan ekspor dan untuk melakukan itu, tentunya perusahaan harus memiliki Sertifikat HACCP," ujar Hamzah.

Sertifikat itu merupakan bukti penerapan HACCP secara efektif yang diterbitkan lembaga sertifikasi independen dan merupakan jaminan keamanan pangan melalui sistem yang dirancang secara sistematis dan terintegrasi.

"Sertifikat HACCP dapat diperoleh bila perusahaan telah konsisten dalam menerapkan sistem jaminan mutu hasil perikanan," pungkasnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019