Pemain drum grup musik Slank, Bimbim mengenakan kaos putih saat datang ke TPS 31, Jalan Potlot 3, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu, bersama keluarga untuk menggunakan hak pilih mereka.
"Anak saya pemilih pemula. Excited banget dia, tanya-tanya terus. Dia punya pilihan sendiri. Tapi, anak sekarang ternyata lebih cepat cari informasi. Anak milenial," ujar pemilik nama lengkap Bimo Setiawan Al Machzumi itu.
Selain datang bersama anaknya, Mezzaluna D'Azzuri, Bimbim juga datang bersama istrinya Reny Setiawati dan sang ibunda Iffet Veceha Sidharta, serta anggota lain keluarganya.
Bimbim bersama keluarga kompak mengenakan pakaian putih. Bimbim memakai kaos putih bertuliskan lirik lagu "Indonesia Now".
"Ini single terakhir soal Indonesia hari ini. Generasi milenial yang sudah melek teknologi, yang mempercepat untuk melakukan sesuatu," kata Bimbim.
Saat memilih, Bimbim mengaku sempat kebingungan memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD), lantaran tidak terlalu mengenal calon-calon anggota dewan itu.
Pria kelahiran 25 Desember 1966 itu telah mencoba mencari tahu di mesin pencari. Tapi, rekam jejak calon-calon anggota DRPD dan DPD itu tidak banyak tercatat di mesin pencari.
"Sebelumnya, searching-searching dulu. Tapi, agak susah. Ada nama, tapi googling enggak ada track record-nya," ujar Bimbim.
"DPD ada yang kenal tapi udah tua. (Calon-calon) yang muda-muda enggak kenal, masih kurang sosialisasi mereka untuk kita mengenal. Tapi, akhirnya kalau yang DPD sama DPRD dipilih dari partai yang mendukung presiden yang kita pilih," ujarnya..
Bimbim berharap dapat ikut membantu membangun Indonesia dengan menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2019.
"Indonesia sudah lama enggak dibangun. Boleh dibilang 32 tahun kita terkungkung. Selama 20 tahun reformasi menyia-nyiakan hak demokrasi untuk membangun bangsa ini. Ini kesempatan kita sebenarnya bikin Indonesia maju," kata dia.
Selepas pemilihan umum 2019, Slank, yang “turun gunung” mendukung salah satu calon dalam pemilu sejak pemilu 2014, berencana tetap mendukung calon dalam pemilihan umum mendatang.
"Setelah ini, (kami) naik gunung sambil lihat-lihat ke bawah, punya calon baru. Kami lagi nyari kok the youngest, mungkin untuk 2024. Kami maunya dukung orang yang kami tahu, yang kami kenal, dan kami lihat orang yang bisa," kata Bimbim.
Namun, Bimbim mengaku tidak tertarik untuk terjun langsung ke dunia politik.
"Enggak (tertarik). Happy kami main band. Kami sudah berpolitik lewat lirik, lewat musik. Itu sudah lebih kuat dari partai politik manapun," ujar Bimbim.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Anak saya pemilih pemula. Excited banget dia, tanya-tanya terus. Dia punya pilihan sendiri. Tapi, anak sekarang ternyata lebih cepat cari informasi. Anak milenial," ujar pemilik nama lengkap Bimo Setiawan Al Machzumi itu.
Selain datang bersama anaknya, Mezzaluna D'Azzuri, Bimbim juga datang bersama istrinya Reny Setiawati dan sang ibunda Iffet Veceha Sidharta, serta anggota lain keluarganya.
Bimbim bersama keluarga kompak mengenakan pakaian putih. Bimbim memakai kaos putih bertuliskan lirik lagu "Indonesia Now".
"Ini single terakhir soal Indonesia hari ini. Generasi milenial yang sudah melek teknologi, yang mempercepat untuk melakukan sesuatu," kata Bimbim.
Saat memilih, Bimbim mengaku sempat kebingungan memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD), lantaran tidak terlalu mengenal calon-calon anggota dewan itu.
Pria kelahiran 25 Desember 1966 itu telah mencoba mencari tahu di mesin pencari. Tapi, rekam jejak calon-calon anggota DRPD dan DPD itu tidak banyak tercatat di mesin pencari.
"Sebelumnya, searching-searching dulu. Tapi, agak susah. Ada nama, tapi googling enggak ada track record-nya," ujar Bimbim.
"DPD ada yang kenal tapi udah tua. (Calon-calon) yang muda-muda enggak kenal, masih kurang sosialisasi mereka untuk kita mengenal. Tapi, akhirnya kalau yang DPD sama DPRD dipilih dari partai yang mendukung presiden yang kita pilih," ujarnya..
Bimbim berharap dapat ikut membantu membangun Indonesia dengan menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2019.
"Indonesia sudah lama enggak dibangun. Boleh dibilang 32 tahun kita terkungkung. Selama 20 tahun reformasi menyia-nyiakan hak demokrasi untuk membangun bangsa ini. Ini kesempatan kita sebenarnya bikin Indonesia maju," kata dia.
Selepas pemilihan umum 2019, Slank, yang “turun gunung” mendukung salah satu calon dalam pemilu sejak pemilu 2014, berencana tetap mendukung calon dalam pemilihan umum mendatang.
"Setelah ini, (kami) naik gunung sambil lihat-lihat ke bawah, punya calon baru. Kami lagi nyari kok the youngest, mungkin untuk 2024. Kami maunya dukung orang yang kami tahu, yang kami kenal, dan kami lihat orang yang bisa," kata Bimbim.
Namun, Bimbim mengaku tidak tertarik untuk terjun langsung ke dunia politik.
"Enggak (tertarik). Happy kami main band. Kami sudah berpolitik lewat lirik, lewat musik. Itu sudah lebih kuat dari partai politik manapun," ujar Bimbim.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019