Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Jumat (28/5) menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dengan mengangkat sejumlah komisaris baru.
Salah satu komisaris baru yang diangkat adalah Abdi Negara Nurdin, sosok gitaris grup band Slank.
Mungkin masyarakat hanya mengenai Abdee "Slank", begitu panggilan akrab pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, 28 Juni 1968 itu, sebagai seorang musisi. Namun jika melihat perjalanan kariernya lebih rinci, ternyata Abdee "Slank" bukan hanya berkecimpung dalam dunia musik namun juga pernah menggeluti dunia usaha.
Abdee Slank yang merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako ini menjadi Co-Founder PT Hijau Multi Kreatif, kemudian Founder dari Maleo Music, Co-Founder – Produser Give.ID, Komisaris di PT Sugih Reksa Indotama, dan PT Nagara Sains Ekosistem.
Abdee juga pernah menjadi Co-Founder Importmusik.com, sebuah perusahaan digital media-musik distribution. Pengalamannya dalam perusahaan ini kemungkinan akan berperan penting sebagai Komisaris Independen Telkom.
Pendukung ekonomi kreatif Tanah Air
Abdee Slank adalah sosok musisi yang sangat mendukung industri ekonomi kreatif menjadi industri andalan bagi Indonesia dalam mengejar ketertinggalan.
Menurut dia, saat dunia memasuki Industri 4.0 di mana semua mesin-mesin dan sharing informasi menjadi otomatis maka yang akan bertahan adalah industri kreatif.
Kreativitas sebuah ide dan gagasan yang lahir dari pemikiran insan manusia tidak bisa digantikan oleh mesin, sehingga pemerintah harus mengoptimalkan sektor ekonomi kreatif.
"Jika Indonesia ingin mengejar ketertinggalan untuk mencapai negara maju dalam bidang industri maka industri kreatiflah satu-satunya industri yang bisa mengejar ketertinggalan tersebut," kata Abdee.
Industri kreatif saling berkaitan, misalnya musik hampir digunakan di semua subsektor ekonomi kreatif. Abdee mencontohkan bahwa industri musik berhubungan dengan salah satu platform e-commerce, sehingga pemusik bisa mempelajari arah bisnisnya ke depan.
Lalu apa saja pekerjaan rumah (PR) yang akan dihadapi Abdee sebagai Komisaris Independen Telkom dan bagaimana pandangannya terhadap industri ekonomi kreatif Indonesia?
Wujudkan Telkom sebagai aggregator konten
Beberapa pekan sebelum RUPST Telkom melakukan perubahan susunan pengurus perseroan, Menteri BUMN Erick Thohir ingin mendorong Telkom dan Telkomsel sebagai aggregator bagi konten-konten lokal baik musik, film dan karya-karya kreatif lainnya.
Peran Telkom dan Telkomsel sebagai aggregator bagi film lokal di sini adalah dengan menyiarkan, membeli hak ciptanya, serta turut membantu promosi dan distribusi.
Rencana Telkom dan Telkomsel sebagai aggregator bagi film-film Indonesia bertujuan untuk menciptakan market driven, di mana nanti distribusi dan pembelian film serta konten dari komunitas yang dibiayai oleh BUMN Produksi Film Negara atau PFN, akan dilakukan oleh Telkom.
Pemilihan Abdee Slank sebagai Komisaris Independen Telkom yang baru dinilai tepat jika dikaitkan dengan tugas mendorong Telkom-
Telkomsel sebagai aggregator konten kreatif. Hal ini melihat dari pengalamannya sebagai salah satu pendiri Importmusik.com, sebuah portal musik Indonesia.
Bersama dengan para musisi Tanah Air yakni Anang Hermansyah, Indra Lesmana, Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif/Bekraf periode 2015-2019), Abdee Slank ikut mendirikan perusahaan digital media-musik distribution sekaligus aggregator musik Indonesia tersebut pada 2005.
Dilansir dari situs resmi Importmusik.com, Importmusik.com atau IM:port didirikan sebagai wadah untuk menampung hasil karya cipta lagu yang berasal dari semua kalangan tanpa memandang jenis aliran musik, genre musik, dan status seniman yang terlibat di dalamnya.
IM:port ditujukan untuk semua kelompok seniman, baik seniman yang sudah terkenal dan punya nama di masyarakat, seniman pendatang baru, dan kelompok musik independent yang saat ini sedang dalam proses pertumbuhan yang pesat.
IM:port akan berperan sebagai wadah untuk membawa kepentingan semua seniman yang terlibat dalam penciptaan sebuah karya musik, baik itu composer, artis/penyanyi, produser dan pihak-pihak lainnya yang terlibat di dalamnya.
Abdee sebagai salah satu sosok yang membidani kelahiran situs aggregator musik tersebut tentunya diharapkan dapat memainkan perannya sebagai Komisaris Independen dalam memberikan saran serta masukan sejumlah strategi kepada Dewan Direksi Telkom, agar dapat mewujudkan strategi Menteri BUMN Erick Thohir untuk mendorong Telkom dan Telkomsel sebagai aggregator konten kreatif Indonesia.
Manfaatkan revolusi 5G
PR besar lainnya yang dihadapi Abdee Slank sebagai komisaris independen Telkom adalah memanfaatkan jaringan Internet 5G yang telah masuk ke Indonesia beberapa hari lalu bagi kemajuan industri ekonomi kreatif Tanah Air.
Setelah menerima Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) pada 24 Mei 2021, Telkomsel sebagai anak perusahaan Telkom secara resmi meluncurkan layanan Telkomsel 5G dengan mengusung tema “5G: Unlock the Future”.
Selain menegaskan posisinya sebagai operator seluler pertama yang menggelar jaringan 5G di Indonesia, melalui peluncuran ini Telkomsel juga memastikan layanan 5G sudah dapat digunakan secara komersial.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut layanan jaringan 5G Telkomsel akan menjadi game changer dalam transformasi digital Indonesia.
Istilah game changer sendiri bisa diartikan sebagai ide atau situasi yang mendobrak dan mengubah cara berpikir serta perilaku atau singkatnya sebuah revolusi dalam transformasi digital.
Selain mendorong Telkom dan Telkomsel sebagai aggregator konten lokal, Erick juga menginginkan Telkom dan Telkomsel tetap berfokus pada bisnis intinya dalam sektor telekomunikasi, terlebih lagi dalam upaya mendorong pemanfaatan jaringan Internet 5G bagi para pelaku ekonomi Tanah Air termasuk pelaku ekonomi kreatif.
Dalam posisi ini, Abdee Slank sebagai salah satu pelaku ekonomi kreatif juga diharapkan mendorong pemanfaatan jaringan 5G Telkom dan Telkomsel bagi perkembangan industri ekonomi kreatif terutama dalam membangkitkan industri tersebut yang sebelumnya terhantam pandemi Covid-19.
Saran dan masukan Abdee sebagai pelaku ekonomi kreatif terkait pemanfaatan jaringan 5G bagi kemajuan industri ekonomi kreatif sangat penting dalam menentukan ke arah mana sektor ekonomi kreatif Indonesia akan berjalan.
Dapat disimpulkan bahwa pemilihan Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank sebagai komisaris independen sangat krusial dan tepat dalam situasi dan konteks yang telah dijabarkan sebelumnya.
Pertama sebagai sosok yang pernah ikut mendirikan situs berkategori aggregator konten digital, Abdee memiliki pengalaman yang tentu dirinya diharapkan bisa memberikan saran masukan kepada Telkom agar mampu menjadi aggregator konten lokal sesuai arahan strategi Menteri BUMN Erick Thohir.
Kedua sebagai salah satu pelaku ekonomi kreatif Indonesia, Abdee juga bisa mendorong pemanfaatan jaringan 5G yang telah masuk ke Indonesia bagi kemaslahatan semua pihak, baik itu pelaku ekonomi kreatif maupun masyarakat Indonesia.
Abdee Slank Komisaris Telkom pendukung ekonomi kreatif di era 4.0
Minggu, 30 Mei 2021 15:59 WIB