Harga ikan di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mengalami kenaikan cukup mencolok berkisar antara  Rp6.000 hingga Rp15000 per kilo gram.

"Produksi ikan dari kapal penongkol masih sedikit, sebab para nelayan pekerja rata-rata belum turun melaut pascalibur Idul Fitri 1440 Hijriyah," ujar Andi, salah seorang penjual ikan di pasar jajan Moluo, Kwandang, Jumat.

Beberapa jenis ikan yang mengalami kenaikan harga seperti ikan bobara dan kakap, dijual Rp60.000-Rp75.000 per kilo gram dari harga di kisaran Rp40.000-Rp50.000 per kilo gram, ikan cakalang Rp20,.000-Rp25.000/kg, dari kisaran Rp14.000-Rp16.000.

Ikan deho, malalugis, tude, juga mengalami kenaikan dari kisaran Rp11.000/kg menjadi Rp17.000 bahkan bisa menembus Rp25000/kg.

Andi memprediksi harga ikan akan kembali normal pada pekan depan, setelah aktivitas nelayan di kapal-kapal penongkol kembali normal.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Gorontalo Utara, Amanda Sunge, mengatakan, aktivitas nelayan memang menurun saat lebaran Idul Fitri. Hal itu dipicu akibat kapal-kapal ikan berkapasitas besar meliburkan nelayan pekerjanya.

"Kondisi ini rutin terjadi setiap tahun dan cukup memicu turunnya stok ikan segar," ujarnya.

Saat para nelayan pekerja memilih libur melaut, rata-rata produksi ikan segar didominasi jenis ikan pelagis, seperti tude, malalugis, deho atau masyarakat lokal menyebutnya ikan "rumah-rumah" dan ikan "boto-boto".

Harga ikan jenis tersebut cenderung murah, dibanding ikan jenis lainnya dan lebih banyak dipasok para nelayan yang menggunakan perahu mesin dengan hasil tangkapan yang masih terbatas.

Aktivitas perikanan tangkap di daerah itu kata Amanda, terus ditingkatkan melalui beragam program. Diantaranya, program bantuan mesin perahu, kapal ikan berkekuatan 29 gross ton (GT), hingga alat-alat perikanan tangkap modern.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019