Sebagian besar petani di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mulai mengeluhkan harga cengkih saat ini terus mengalami penurunan.

"Jika harga cengkih terus turun, tidak ada gunanya bagi petani saat panen raya tahun ini," kata Robby S, warga Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Rabu.

Robby mengatakan panen raya cengkih ditunggu para petani selama tiga tahun dengan harapan harga masih berada di atas angka Rp100.000 per kilogram.

"Tapi saat ini harga turun cukup tajam hingga mencapai Rp70.000 per kilogram," katanya.

Jika harga cengkih hanya di kisaran Rp50.000 sampai Rp70.000 per kilogram, petani tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.

"Soalnya untuk membayar buruh petik saja saat ini sudah sangat mahal, jika dihitung-hitung semua penjualan hanya akan dibayarkan pada pekerja," ujarnya.

Jika seperti itu, katanya, tidak ada sisa untuk mensejahterakan petani perkebunan di provinsi tersebut.

"Kami berharap pemerintah bisa melakukan langkah tegas, sehingga harga cengkih tidak terus turun," jelasnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara Hanny Wajong mengatakan pemerintah akan terus melakukan pengawasan sehingga harga tetap berpihak ke petani.

Namun, kata Hanny, harganya yang mengalami peningkatan dan penurunan karena mengikuti harga dunia.

"Komoditas cengkih merupakan barang bebas, sehingga pemerintah tidak bisa intervensi," jelasnya.
 

Pewarta: Jerusalem Mendalora

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019