Sebanyak 80 hektare area pertanian milik warga di Pilohayanga Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo mengalami kekeringan dan sangat membutuhkan air.

Salah seorang petani, Fitri Mootalo di Gorontalo, Sabtu mengatakan  sudah beberapa lahan petani yang gagal panen karena padi yang ditanam mati akibat kekurangan air.

"Kami sangat membutuhkan air karena air dari bendungan masih ditutup dan masih dalam pengerjaan," ujarnya.

Ia mengaku jika pihak pelaksana pengerjaan proyek bendungan membuka pintu air dan dapat mengairi lahan mereka selama 10 hingga 15 hari maka daoat menyelamatkan padi, jagung, tomat dan tanaman lainnya.

"Untuk satu petak sawah, kami mengeluarkan biaya hingga Rp2,5 juta jika air mengalir dengan lancar, sekarang petani harus menggunakan alkon atau alat penyedot air yang membutuhkan bahan bakar, sudah pasti menambah pengeluaran," jelasnya.

Fitri menegaskan jika air yang disedot dari tanah pun tidak mampu untuk dapat mengairi sawah mereka, sehingga banyak yang memilih untuk pasrah saat padi mereka kering dan mati.

Ia berharap pihak terkait dapat memberikan solusi agar para petani tidak semakin merugi dan dapat mengairi sawah mereka karena musim kemarau masih melandan dan hujan belum turun.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019