Sidang perdana 45 anggota DPRD Provinsi Gorontalo usai dilantik Senin, langsung dimanfaatkan wakil rakyat untuk membahas pembangunan Rumah Sakit Ainun Habibie.

Anggota DPRD dari Partai Amanat Nasional, Adhan Dambea menyerahkan sebuah dokumen kepada Ketua DPRD Provinsi Gorontalo sementara Paris Jusuf dari Fraksi Partai Golkar

Dokumen tersebut belum diketahui isinya, namun Paris mengatakan pihaknya akan segera membuka dan membahas hal itu pada sidang selanjutnya.

"Akan kami buka dan baca tapi tidak sekarang. Kita selesaikan dulu sidang ini," katanya.

Anggota DPRD lainnya, Thomas Mopili dari Partai Golkar mengatakan menyinggung pendanaan dengan skema KPBU dalam pembangunan RS Ainun.

"Saya tadi kurang setuju bila KPBU dibilang sebagai proyek ambisius gubernur. Tapi setelah saya cek kamus, ambisius itu artinya keinginan kuat," tambahnya.

Pembahasan itu tidak dilanjutkan, karena sejumlah legislator lainnya meminta ditunda dengan alasan butuh waktu yang lebih lama membahasnya.

Menanggapi hal itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menolak pembangunan RS Ainun disebut sebagai proyek.

"Maaf ini bukan proyek tapi program kami untuk memberi pelayanan kesehatan yang lebih baik," tukasnya.

Dia menilai wajar para legislator ingin segera membahas masalah RS Ainun pada kesempatan pertama.

"Saya punya pendapat yang berbeda dengan pak Adhan misalnya. Mungkin di luar kami dianggap bermusuhan, tapi ya sebenarnya baik-baik saja. Saling kritik itu biasa," ungkapnya.

 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019