Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Diduga adanya wabah flu burung dengan ditemukan ribuan ayam mati mendadak di tiga wilayah Provinsi Gorontalo, ternyata tidak memengaruhi penjualan ternak dan daging ayam tersebut.


"Tetap saja banyak yang beli daging ayam saat ini. Kemungkinan mereka sudah paham cara mencegah penularan virus, sehingga merasa aman-aman saja untuk konsumsi daging ayam," kata salah seorang pedagang daging ayam di "Pasar Rabu", Kota Gorontalo, Rabu.


Di pasar tradisional yang hanya seminggu sekali itu, kata dia, permintaan ayam pedaging bisa mencapai empat puluh ekor dengan harga bervariasi Rp45 ribu hingga Rp55 ribu per ekor atau cenderung naik dibanding sebelum flu burung merebak.


Tingginya permintaan tersebut, lanjutnya, juga dipengaruhi oleh kebiasaan warga menggelar pesta pada musim haji.


Sementara itu, sebagian warga mengaku justru tidak mengetahui adanya wabah flu burung di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango dalam beberapa minggu terakhir.


"Saya sendiri tetap konsumsi ayam kampung. Kalaupun tahu sekarang lagi marak flu burung, tetap akan makan tapi cara memasaknya mungkin harus lebih lama agar aman dari penularan virus," ungkap seorang warga, Kartin Adam.


Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo, Sunandar Bokings mengatakan, dari laporan dan pantauan di lapangan belum ada dampak penjualan daging ayam akibat flu burung.


"Peternak yang ayamnya dimusnahkan karena tertular virus memang rugi besar, namun sejauh ini penjualan daging ayam masih stabil dan masyarakat tetap mengonsumsinya," ujar Sunandar.


Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan wabah flu burung, namun menyatakan bahwa ayam masih aman dikonsumsi selama pengolahannya tepat.


Menurutnya, daging ayam sebaiknya digoreng atau dibakar lebih lama sehingga virus akan mati dan tidak menulari manusia.


"Sejauh ini belum ada penularan virus H5N1 kepada manusia di Provinsi Gorontalo. Jadi masyarakat jangan panik tapi tetap waspada," tukasnya.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014