Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo meningkatkan produksi udang dan ikan bandeng khususnya di wilayah potensial seperti Kecamatan Anggrek, Kwandang dan Ponelo Kepulauan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara, Nasution Djou, Rabu mengatakan pertemuan lapang "demonstration farm" (demfarm) di Desa Ilodulunga, Kecamatan Anggrek, merupakan salah satu upaya meningkatkan produksi dan produktivitas budidaya perikanan khususnya udang, ikan bandeng dan rumput laut.
Diikuti 80 orang petani rumput laut, udang dan ikan bandeng sebagai penerima bantuan program demfarm di wilayah kawasan Mina Politan.
Dihadiri pemateri dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pusat Balai Budidaya Laut Ambon, Dorce Horhorow.
Nasution mengatakan, temu lapang demfarm diharapkan menjadi tontonan, tuntunan dan teladan bagi para pembudidaya dalam mengembangkan usaha perikanan khususnya udang, ikan bandeng dan rumput laut.
Disamping meningkatkan daya saing berbasis ilmu pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya, yang akan diperankan menjadi percepatan sistem produksi perikanan berorientasi pada tren pasar global dan lokal.
"Instansi kami tidak hanya akan mendorong peningkatan produksi, namun ikut berupaya meningkatkan efisiensi, daya saing, jaminan mutu dan keamanan produksi," ujarnya.
Dinas Kelautan dan Perikanan juga akan mengawal dan mendampingi para pembudidaya udang dan ikan bandeng yang memiliki tambak, agar mereka mampu meningkatkan produksi perikanan yang berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi.
Temu lapang demfarm diharapkan memberi pembinaan teknis kepada kelompok budidaya ikan (Pokdakan) secara intensif dan berkelanjutan, meliputi aspek teknis, manajemen usaha dan kelembagaan kelompok.
Harga udang lokal di daerah ini rata-rata berkisar Rp50 ribu per kilo gram, sedangkan untuk jenis udang windu berkisar Rp60 ribu per kilo gram.
Sementara ikan bandeng biasanya dijual Rp30 ribu per kilo gram dan komoditas perikanan tambak ini cukup diperhitungkan, sebab ikan bandeng cukup diminati pasar lokal bahkan sebagian besar produksinya bisa menembus pasar Provinsi Gorontalo maupun kawasan Indonesia Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara, Nasution Djou, Rabu mengatakan pertemuan lapang "demonstration farm" (demfarm) di Desa Ilodulunga, Kecamatan Anggrek, merupakan salah satu upaya meningkatkan produksi dan produktivitas budidaya perikanan khususnya udang, ikan bandeng dan rumput laut.
Diikuti 80 orang petani rumput laut, udang dan ikan bandeng sebagai penerima bantuan program demfarm di wilayah kawasan Mina Politan.
Dihadiri pemateri dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pusat Balai Budidaya Laut Ambon, Dorce Horhorow.
Nasution mengatakan, temu lapang demfarm diharapkan menjadi tontonan, tuntunan dan teladan bagi para pembudidaya dalam mengembangkan usaha perikanan khususnya udang, ikan bandeng dan rumput laut.
Disamping meningkatkan daya saing berbasis ilmu pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya, yang akan diperankan menjadi percepatan sistem produksi perikanan berorientasi pada tren pasar global dan lokal.
"Instansi kami tidak hanya akan mendorong peningkatan produksi, namun ikut berupaya meningkatkan efisiensi, daya saing, jaminan mutu dan keamanan produksi," ujarnya.
Dinas Kelautan dan Perikanan juga akan mengawal dan mendampingi para pembudidaya udang dan ikan bandeng yang memiliki tambak, agar mereka mampu meningkatkan produksi perikanan yang berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi.
Temu lapang demfarm diharapkan memberi pembinaan teknis kepada kelompok budidaya ikan (Pokdakan) secara intensif dan berkelanjutan, meliputi aspek teknis, manajemen usaha dan kelembagaan kelompok.
Harga udang lokal di daerah ini rata-rata berkisar Rp50 ribu per kilo gram, sedangkan untuk jenis udang windu berkisar Rp60 ribu per kilo gram.
Sementara ikan bandeng biasanya dijual Rp30 ribu per kilo gram dan komoditas perikanan tambak ini cukup diperhitungkan, sebab ikan bandeng cukup diminati pasar lokal bahkan sebagian besar produksinya bisa menembus pasar Provinsi Gorontalo maupun kawasan Indonesia Timur.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014