Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin menyebutkan, masih masih ada rekening anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia yang aktif kembali, meski sudah dibekukan, dengan menggunakan nama yang berbeda.

"Yang dimatikan sudah banyak, tapi dia kan nggak mungkin mencantumkan nama (misalnya dari) JAD dengan jelas, jadi kadang-kadang ada yang sudah dimatikan tapi kemudian ada yang hidup lagi," kata Kiagus di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa.

PPATK tidak boleh patah semangat untuk menelusuri rekening-rekening yang diduga sebagai aliran dana teroris.

"Yang penting kita terus semangat, kita tidak boleh kalah dengan semangatnya teroris itu. Ayo kita sama-sama tidak boleh patah semangat," katanya.

Menurut Kiagus, teroris jaman sekarang tidak lagi menerima uang dari dalam negeri, namun dibagikan di luar negeri baru kemudian dibawa ke Indonesia.

"Teroris sekarang bahkan tidak hanya menerima dari dalam negeri tapi juga terimanya di luar negeri nanti baru dibagikan dari sana atau dibawa, banyak teknisnya," tutur Kiagus.

Ia menambahkan, modus aliran dana para teroris masih terus mengalami perkembangan.

"PPATK akan terus mendeteksi aliran dana yang mencurigakan," ucapnya.

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019