Wakil Bupati Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Thariq Modanggu mengatakan pihaknya segera menyusun peta rawan bencana alam mengingat karakteristik wilayahnya terbentang dari timur ke barat mencakup 11 kecamatan dan 123 desa tergolong rawan bencana.

"Saya mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera menyusunnya dalam waktu cepat agar rampung tahun anggaran 2020 ini," ujarnya di Gorontalo, Jumat.

Dalam peta rawan bencana akan menyajikan titik-titik rawan bencana, baik titik lokasi langganan, titik rawan maupun titik potensi bencana, baik longsor, banjir termasuk abrasi wilayah pesisir pantai mengingat 78 desa pesisir ada di daerah ini, serta sebagian besar desa berada di daerah aliran sungai (DAS).

Penyusunan peta rawan bencana pun wajib melibatkan tim ahli yang berkompeten dalam pengukuran kepadatan lahan serta beberapa klasifikasi wilayah potensi kerawanan bencana dari skala kecil hingga besar.

"Perlu ada penanganan sistemik terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan bencana alam di daerah ini," tuturnya.

Disamping untuk mengurangi risiko, serta sebagai bentuk edukasi dalam meningkatkan sikap kehati-hatian menghadapi bencana alam yang datangnya tak dapat diduga.

Wabup pun menyatakan imbauan pemerintah kabupaten kepada seluruh masyarakat di daerah itu, untuk senantiasa waspada dan tidak memilih berdiam dalam rumah saat potensi bencana alam mulai dirasakan.

Seperti ancaman terkikisnya wilayah daratan akibat arus deras di DAS sepanjang Desa Motihelumo, Kecamatan Sumalata Timur.
Abrasi dinding sungai Motihelumo, Desa Motihelumo, Kecamatan Sumalata Timur. (ANTARA/Susanti Sako)

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020