Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pasar keuangan domestik masih tertekan akibat COVID-19 khususnya untuk net foreign buy baik pada instrumen saham maupun Surat Utang Negara (SUN).
Sri Mulyani mengatakan untuk instrumen saham sejak Januari hingga Juni 2020 masih negatif Rp12,3 triliun bandingkan periode sama tahun lalu positif Rp68,8 triliun.
“Pasar keuangan mulai positif tapi sampai Juni 2020, kita lihat jumlah net foreign buying ke perekonomian dalam bentuk saham dari Januari 2020 masih negatif Rp12,3 triliun,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.
Sementara itu, Sri Mulyani menyatakan untuk instrumen surat utang negara (SUN) sejak Januari hingga Juni 2020 juga negatif Rp127,9 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mampu positif Rp95,5 triliun.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani mencatat total net foreign buy di Indonesia sejak Januari sampai Juni 2020 mengalami penurunan hingga Rp140,2 triliun dibandingkan pada periode sama 2019 yang positif Rp164,3 triliun.
“Jadi net foreign buying di dalam surat-surat berharga kita baik saham maupun surat berharga negara mencapai Rp140,2 triliun dibandingkan tahun lalu terjadi positif Rp164 triliun,” jelasnya.
Ia menyatakan hal tersebut menggambarkan penambahan tekanan pada APBN oleh adanya penurunan net foreign buy sehingga yield obligasi pemerintah terutama yang dari dalam negeri semakin tertekan.
“Meskipun yield kita dari luar negeri sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan periode April ke Juni yang telah terjadi perbaikan hampir 150 basis point,” ujarnya.
Menteri Keuangan sebut pasar keuangan domestik masih tertekan
Senin, 22 Juni 2020 15:28 WIB