Jakarta (ANTARA) - Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menekankan bahwa vaksin yang mampu menekan wabah COVID-19 merupakan kunci terjadinya pemulihan ekonomi.
“Iya, tepat sekali. Kuncinya ada di situ (vaksin) jadi selama wabahnya masih ada tidak mungkin perekonomian dapat pulih seperti normal,” katanya kepada Antara di Jakarta, Senin.
Piter menyatakan sumber masalah terjadinya pemburukan ekonomi adalah adanya wabah sehingga yang perlu menjadi fokus pemerintah saat ini yaitu menemukan vaksin untuk mengendalikannya.
“Fokusnya tetap ada di penanggulangan wabahnya. Utamanya dalam bentuk pengadaan vaksin. Harus ada vaksinnya,” tegasnya.
Ia mengatakan aktivitas masyarakat akan terbatas jika vaksin tidak ditemukan yang menyebabkan pemulihan ekonomi juga akan terus melambat sehingga kuartal III dan IV diperkirakan terkontraksi.
“Kalau vaksinnya belum ada maka kita tidak bisa kembali normal. Jadi kuartal III dan IV ini kita yakini masih negatif,“ ujarnya.
Hal senada juga disampaikan ekonom senior Chatib Basri yang menyatakan vaksin mempengaruhi pemulihan ekonomi karena kewajiban penerapan protokol kesehatan membuat aktivitas masyarakat tidak bisa beroperasi sepenuhnya.
“Sebelum vaksin selesai, protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Artinya ekonomi harus beroperasi di bawah 100 persen. Dengan kondisi ini maka pemulihan akan berbentuk U bukan V,” jelasnya.
Sebelumnya pada Rabu (26/8), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia mendapat akses terhadap 30 juta vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh PT Bio Farma pada akhir 2020.
“Kita berharap sampai akhir tahun kita bisa mempunyai akses terhadap 30 juta vaksin produksi di Biofarma. Ini merupakan inisiatif yang paling depan,” katanya.
CORE sebut vaksin kunci pemulihan ekonomi
Senin, 31 Agustus 2020 15:48 WIB