"Kita harus memiliki alat yang super canggih. Seperti apa, tentu ini masalah teknis yang nggak bisa saya jelaskan," kata Sutiyoso usai dilantik Presiden Joko Widodo, di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Sutiyoso menggantikan Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Marciano Norman yang usianya belasan tahun lebih muda.
Sutiyoso
juga ketua umum DPP PKPI, salah satu partai politik pendukung Jokowi
dalam Pemilu Presiden 2014 lalu. Dia tidak masuk dalam Kabinet Kerja
namun akhirnya mendapat tempat di BIN.
Sutiyoso mengungkapkan, modernisasi peralatan BIN ini akan didatangkan dari berbagai beberapa negara yang memiliki alat canggih untuk menunjang kinerja intelijen.
"Saya akan datangkan dari berbagai referensi. Nanti akan kita lihat yang dimiliki negara-negara besar seperti Rusia, Amerika, apa yang mereka miliki, karena di dalam intelijen itu khan mempunyai komunitas internasional juga," katanya.
Namun, lanjutnya, modernisasi peralatan intelijen ini juga melihat kemampuan negara sehingga akan dilakukan secara bertahap.
Sutiyoso mengatakan, dirinya akan membangun intelijen yang tangguh dan profesional. Ke depan akan banyak sekali pekerjaan yang menghadang.
Dia berjanji akan melakukan perbaikan struktur organisasi BIN dengan meningkatkan sumber daya manusia maupun perlengkapan yang dimiliki.
Sutiyoso mengatakan, modernisasi perlengkapan BIN ini juga untuk mengantisipasi masalah radikalisme dan terorisme yang merupakan ancaman nyata bangsa ini.
"Salah satunya itu yang perlu kita waspadai adalah radikalisme, juga terorisme, karena mereka bisa melakukan doktrin lewat duni maya," ungkapnya.
Sutiyoso mengatakan, BIN harus memiliki alat canggih untuk menangkal doktrin radikalisme dan terorisme melalui pengguna internet maupun teknologi komunikasi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan, pekerjaan intelijen itu memerlukan banyak sekali informasi dari berbagai sumber, sehingga ke depan BIN akan lebih terbuka.
"Artinya, akan memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikan informasi apa saja, berpartisipasi yang ada kaitannya dengan keamanan negara," katanya.
Sutiyoso mengungkapkan, modernisasi peralatan BIN ini akan didatangkan dari berbagai beberapa negara yang memiliki alat canggih untuk menunjang kinerja intelijen.
"Saya akan datangkan dari berbagai referensi. Nanti akan kita lihat yang dimiliki negara-negara besar seperti Rusia, Amerika, apa yang mereka miliki, karena di dalam intelijen itu khan mempunyai komunitas internasional juga," katanya.
Namun, lanjutnya, modernisasi peralatan intelijen ini juga melihat kemampuan negara sehingga akan dilakukan secara bertahap.
Sutiyoso mengatakan, dirinya akan membangun intelijen yang tangguh dan profesional. Ke depan akan banyak sekali pekerjaan yang menghadang.
Dia berjanji akan melakukan perbaikan struktur organisasi BIN dengan meningkatkan sumber daya manusia maupun perlengkapan yang dimiliki.
Sutiyoso mengatakan, modernisasi perlengkapan BIN ini juga untuk mengantisipasi masalah radikalisme dan terorisme yang merupakan ancaman nyata bangsa ini.
"Salah satunya itu yang perlu kita waspadai adalah radikalisme, juga terorisme, karena mereka bisa melakukan doktrin lewat duni maya," ungkapnya.
Sutiyoso mengatakan, BIN harus memiliki alat canggih untuk menangkal doktrin radikalisme dan terorisme melalui pengguna internet maupun teknologi komunikasi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan, pekerjaan intelijen itu memerlukan banyak sekali informasi dari berbagai sumber, sehingga ke depan BIN akan lebih terbuka.
"Artinya, akan memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikan informasi apa saja, berpartisipasi yang ada kaitannya dengan keamanan negara," katanya.