"Jangan berfikir varian delta belum ada di Gorontalo, bahkan penyebarannya sangat cepat," katanya saat mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Umar Sidiki, di Gorontalo Utara.
Ia menyebut, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap 64 petugas bandara yang terkonfirmasi positif COVID-19, hasil CT value hasil tes swab PCR diketahui rendah atau dibawah angka 20.
"Standarnya 30, tapi diperoleh CT value rendah dibawah 20. Itu artinya varian delta sudah masuk Gorontalo dan diperkirakan melalui penumpang yang masuk bandara," katanya.
Maka tegas diinstruksikan setiap orang yang masuk melalui bandara, wajib melakukan tes cepat (rapid) antigen.
Jika terkonfirmasi positif wajib dikarantina terpusat. "Termasuk orang tanpa gejala (OTG). Tidak ada lagi karantina mandiri agar pengawasannya ketat," katanya lagi.
Ia menegaskan agar setiap orang menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Wajib pakai masker, cuci tangan, menjaga imun, makan bergizi, jaga jarak dan tidak berkerumun.
Serta jangan dulu menggelar keramaian termasuk pesta pernikahan. Cukup dilaksanakan akad nikah, kehadirannya dibatasi 30 orang.
"Yang akan menikah wajib menandatangani surat pernyataan tidak menggelar pesta, jika tidak maka saya minta pihak Kementerian Agama agar tidak menerbitkan izin nikah," katanya.
Pelaku usaha pun diberi kesempatan membuka usahanya hingga pukul 9 malam.
"Saya berharap semua pihak bekerjasama agar posisi kita yang ada di level 3 tidak naik level 4 agar tidak memberlakukan lockdown atau PPKM darurat," katanya pula.
Gubernur Rusli meminta agar masyarakat patuh dulu untuk memutus penularan COVID-19 khususnya varian delta yang penyebarannya sangat cepat.
Pemerintah Provinsi pun terus mengoptimalkan kesiapan rumah sakit di seluruh kabupaten dan kota untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
"Saya sudah mengunjungi hampir seluruh rumah sakit terkait kesiapan tersebut, baik tempat tidur, oksigen, ventilator, sumber daya tenaga kesehatan dan fasilitas karantina terpusat agar kita tidak kelabakan," imbuhnya.***
