Surabaya (ANTARA GORONTALO) - Mobil tenaga surya buatan tim Institut
Teknologi Sepuluh November Solar Car Racing Team yang dinamakan Widya
Wahana V siap mengikuti kompetisi di Australia, 18-25 Oktober 2015.
"Sebelumnya pada 17 Agustus 2015, WW 5 telah melakukan Tour de Java
Bali dengan pitstop di beberapa kota besar yang dilalui seperti Jakarta
yang menjadi start, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar sebagai finish,
dari situlah ada proses pembelajaran dari mahasiswa untuk membuat WW 5
ini," kata dosen pembimbing tim ITS Solar Car Racing Team Nur Yuniarto
seusai launching mobil WW 5, Senin.
Ia mengatakan sebelum diikutsertakan ke kompetisi WSC Australia
2015, pihaknya mengalami proses pembelajaran mulai dari kesalahan
perhitungan, desain, sampai kesalahan fabric yang telah terjadi,
sehingga pihaknya harus membenahinya terlebih dulu.
"Kendalanya mulai dari kesalahan perhitungan, desain, sampai
kesalahan fabric yang telah terjadi dan telah kami benahi dengan
Spesifikasi motor dari WW 5 yaitu dengan kekuatan 2x2 kW dan memiliki
jarak tempuh 700 km per charge," tuturnya.
Menurut dia, dua hari sebelumnya, WW 5 juga telah melakukan uji
coba di jalan tol Juanda dengan kecepatan maksimal 110 km per jam dengan
target kecepatan 150 km per jam, namun karena jalanan tol Juanda yang
tidak memungkinkan untuk menempuh kecepatan tersebut, maka WW 5 hanya
melaju pada kecepatan 110 km per jam.
"Yang bermasalah kemarin karena gagal di launching adalah arm dari
kaki yang desainnya memang lemah, sedangkan untuk sumber tenaga dibantu
dengan panel surya yang diletakkan di atas badan mobil dan jenis sel
panel surya yang dipakai adalah mono cristalline silicon solar cells
yang mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.035 watt," paparnya.
Sumber listrik ini, lanjutnya bisa langsung diubah menjadi tenaga
gerak dan sebagian disimpan pada baterai lithium-ion high capacity
dengan besaran kapasitas 97,2 volt DC, 15 kwh dan motornya menggunakan
BLDC 12-2 kW.
"Untuk persiapan lomba, saat ini kami masih menyerahkan final
dokumen sambil mencari cargo yang bisa membawa mobil WW 5 ke Australia,
jadi kemarin ada pihak sponsor yang menawari tetapi mengundurkan diri,
sehingga saat ini kami masih mencari, sedangkan untuk persiapan teknis
dan non teknis dari persiapan tim yang beranggotakan 20 orang tidak ada
masalah," paparnya.
Di sisi lain, Manager Tim Teknik Mesin WW 5, Alfan Nugraha
mengatakan desain interior mobil WW 5 masih sederhana dengan dua tempat
duduk, yaitu untuk pengemudi dan navigator, tidak menggunakan persneling
serta mengandalkan pedal gas dan rem, sedangkan untuk mendukung
navigasi telah ditambahkan kamere di belakang body sebagai pengganti
spion.
"Mobil WW 5 memiliki berat kurang lebih 280 kilogram. Sebelumnya,
sudah melakukan uji coba Tour de Java-Bali dengan rute yang ditempuh
adalah Jakarta, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar dengan jarak total
sekira 1.200 kilometer serta tantangan saat bertanding di WSC 2015
adalah mengelola tenaga surya," paparnya.
Tantangan yang diberikan oleh WSC 2015 kali ini, lanjutnya adalah
dapat menyelesaikan perjalanan dalam jangka waktu maksimal enam hari
dengan jam race hanya sembilan jam (08.00-17.00 waktu setempat) per
harinya.
Sementara itu, Rektor ITS, Joni Hermana MScES mengatakan bercermin
dari kompetisi Student Formula Japan 2015 di Tokyo beberapa waktu yang
lalu, kali ini ITS tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.
"Waktu
di ajang Student Formula Japan beberapa waktu yang lalu, kami
didiskualifikasi hanya karena satu tetes oli saja. Hal tersebut
mengajarkan kita untuk siap dalam segala kondisi yang tidak terduga,"
tutur Joni.
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa poin penting dari kompetisi
tersebut adalah mengalahkan diri sendiri dengan harus disiplin agar
menciptakan tim yang solid serta menjaga kesehatan karena lokasi
kompetisi di daerah Australia saat ini tandus, sehingga akan mudah untuk
dehidrasi.
"Jika bisa mengalahkan diri sendiri dengan harus disiplin, maka ego
dari masing-masing anggota bisa dikalahkan, sehingga tim bisa solid
serta ditambah dengan tantangan suhu Australia yang cukup ekstrem, yaitu
berkisar antara 20-30 derajat celcius," paparnya.
Mobil tenaga surya ITS siap ikuti kompetisi di Australia
Senin, 14 September 2015 23:19 WIB