Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mendukung pengungkapan kasus penimbunan solar bersubsidi yang dilakukan Polda Gorontalo, serta meminta kasus itu dipublikasikan.
“Kasus seperti ini kalau bisa dipublikasikan melalui media massa dan media sosial, agar ada efek jera bagi oknum operator SPBU, penimbun dan industri,” tukasnya di Gorontalo, Selasa.
Pengurangan jatah solar BBM bersubsidi di Gorontalo, lanjutnya, jangan sampai menjadi menjadi kesempatan bagi oknum tertentu untuk menimbun karena dapat merugikan semua pihak, terutama petani dan nelayan.
Pertamina Gorontalo menyebut tahun 2022 ada pengurangan jatah solar bersubsidi untuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2021 sebesar 37.961 KL , menjadi 36.252 KL pada tahun 2022.
Jika distribusinya tidak terkendali dan penimbunan terus terjadi, maka diprediksi solar bersubsidi akan habis pada Oktober 2022.
Sebelumnya Polda Gorontalo membongkar praktik penimbunan BBM, khususnya solar bersubsidi untuk dijual kembali ke sektor industri, pada Senin (14/3).
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminnal Khusus (Direkskrimsus) Kombes Pol. Saut P Sinaga mengatakan pihaknya telah menangkap seorang pelaku penimbunan dan penjual solar bersubsidi sebanyak 30 galon atau setara 5.000 liter.
Menurutnya pelaku sengaja membeli dalam jumlah banyak, untuk dijual kembali ke sektor industri.
Ia menilai adanya penimbunan karena pengawasan di tingkat SPBU masih kurang.
“Dua Minggu lalu juga dilakukan penangkapan penimbunan BBM sebanyak 85 galon di Kota Gorontalo. Dari mana bocornya? Dari SPBU,” tukasnya.
Gubernur Gorontalo minta Polda publikasikan kasus penimbunan solar bersubsidi
Selasa, 15 Maret 2022 19:17 WIB