Batam (ANTARA GORONTALO) - Badan Keamanan Laut menyatakan kapal bermuatan
limbah nuklir dari Prancis tujuan Australia yang sempat dikhawatirkan
melewati sekitar perairan Selat Malaka sudah mengarah langsung ke negara
tujuan tanpa melalui Indonesia.
"Tadinya kami khawatir kapal MV
Island Trader itu akan melintasi Selat Malaka dan perairan Indonesia
lain. Namun ternyata dari Afrika Selatan mereka mengubah haluan dan
lurus menuju Australia," kata Kepala Keamanan Laut Wilayah Maritim Barat
Bakamla RI Laksma TNI UK Agung di Batam, Jumat.
Jika jadi lewat
perairan Indonesia, kata dia, dikhawatirkan akan mengakibatkan dampak
merugikan bila terjadi kebocoran mengingat Indonesia belum tahu cara
menanganinya.
"Beruntung dari Afrika Selatan tidak berbelok
menyusuri laut kawasan India, Selat Malaka menuju Australia. Jadi tidak
harus khawatir jika terjadi kebocoran," kata dia.
Sebelumnya,
kata dia, Bakamla sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak khususnya
pengamanan dan pelabuhan agar tidak melayani logistik baik air atau
bahan bakar jika kapal itu lewat Indonesia.
Hal tersebut
dilakukan untuk mengurangi risiko jika kapal tersebut diberikan
fasilitas untuk singgah di Indonesia sebelum melanjutkan perjalanan ke
Australia.
"Sejak awal kami memang terus mendeteksi pergerakan
kapal itu. Jangan sampai membahayakan jika melewati sekitar Indonesia
karena berpotensi membahayakan mengingat muatannya limbah nuklir," kata
Agung.
Kapal MV Island Trader bermuatan 25 ton limbah nuklir
berangkat dari Prancis 16 Oktober 2015 dan diperkirakan sampai Australia
sekitar 27 November 2015.
Kapal itu sebenarnya bernama BBC
Shanghai tapi berganti nama dengan MV Island Trader. Kapal itu
sebelumnya berangkat dari Singapura menuju Perancis pada 24 Agustus
2015.
"Namun kami masih terus memantau hingga kapal itu benar-benar sampai tujuan tanpa melalui Indonesia," kata Agung.
Kapal bawa limbah nuklir urung lewati Indonesia
Jumat, 20 November 2015 21:04 WIB