Gorontalo (ANTARA) - Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Kompol Nikson Yusuf, mengimbau warga di daerah itu untuk tidak menanam di lahan miring.
"Mohon tidak memanfaatkan lahan miring untuk menanam komoditas pertanian berumur pendek, seperti jagung, sebab ancamannya adalah kerusakan lingkungan. Seperti, menyebabkan banjir dan tanah longsor," katanya, di Gorontalo, Senin.
Ia bersama jajaran, meninjau desa-desa di wilayah itu, pasca banjir. Diantaranya, Desa Milango dan Leyao Kecamatan Tomilito.
Dua desa itu, pasca banjir pada Minggu sore (13/11/2022), masih melakukan pembersihan permukiman dan jalan utama desa.
Seperti di Desa Leyao, katanya, kawasan perbukitan banyak yang gundul sebab digarap untuk ditanami jagung.
Ketika curah hujan tinggi, air dari perbukitan dapat bebas meluncur memenuhi daerah aliran sungai (DAS).
Kondisi DAS yang sempit dan dangkal, tentu membuat air meluap hingga ke permukiman dan jalan desa.
"Ini yang terjadi saat banjir melanda tiga dusun di Desa Leyao. Maka sangat diperlukan kerja bersama untuk kita menjaga kelestarian lingkungan," katanya.
Langkah paling tepat adalah, yaitu menanami lahan miring dengan pohon tahunan, seperti buah-buahan. Agar struktur tanah dapat kuat, pohon menjadi penyanggah air dan banjir, juga tanah longsor dapat dicegah.
Wakapolres turun ke dua desa tersebut, melakukan distribusi makanan siap saji bersama pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, pemerintah kecamatan dan desa.
Banjir di Desa Leyao, tergolong parah, dengan ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.
Tidak hanya itu, banjir pada Ahad sore tersebut, juga merusak areal pertanian, serta jalan dan jembatan.
Ia berharap, kelestarian alam dapat dijaga bersama. Mengingat hal paling penting dalam penanganan banjir adalah memperbaiki lingkungan.
Wakapolres dan tim gabungan, ikut melakukan pembersihan rumah penduduk yang dipenuhi lumpur.***
Wakapolres Gorontalo Utara imbau warga tidak tanami lahan miring
Senin, 14 November 2022 18:33 WIB