Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian
Tembakau Prof Emil Salim menyebut bahwa petani tembakau adalah Marhaen
yang dimaksud oleh Sukarno, sehingga aneh bila ada partai politik yang
mengaku mengusung ideologi Sukarnois tetapi mendukung Rancangan
Undang-Undang Pertembakauan.
"Petani tembakau adalah Marhaen. Mengapa PDI Perjuangan malah
mendukung RUU Pertembakauan?" kata Emil dalam Seminar "Rokok Ancaman
Generasi Emas 2045" di Jakarta, Rabu.
Emil mengatakan petani tembakau di Indonesia selama ini tidak bisa
sejahtera karena harga tembakau ditentukan oleh "grader". Petani
tembakau tidak memiliki nilai tawar terhadap harga komoditas yang mereka
tanam selama ini.
Menurut Emil, petani tembakau tidak memiliki pilihan untuk menjual
komoditas yang mereka tanam selain kepada industri rokok.
Akibatnya, industri bisa seenaknya menentukan harga tembakau yang mereka beli dari petani.
"RUU Pertembakauan merupakan ancaman bagi generasi emas Indonesia
yang seharusnya mendapatkan window opportunity pada 2020-2030. Apalagi,
proyeksi pertumbuhan industri rokok jelas menyasar anak-anak muda,"
tuturnya.
Emil mengatakan anak-anak muda lebih muda teradiksi rokok daripada
orang tua karena otak remaja lebih adaptif terhadap nikotin. Hal itu
disebabkan selaput otak remaja belum tumbuh secara sempurna.
"Rokok juga akan menumbuhkan kecanduan jenis narkoba lain yang
sifat adiksinya lebih keras. Pemerintah Indonesia saat tampaknya lebih
memberi perhatian kepada narkoba daripada rokok," katanya.
Emil menjadi pembicara kunci dalam Seminar "Rokok Ancaman Generasi
Emas 2045" yang diadakan Komisi Nasional Pengendalian Tembakau.
Selain Emil, pembicara lainnya adalah Ketua Umum Pengurus Besar
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr HI Oetama Marsis, Ketua Tobacco
Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
(TCSC-IAKMI) dr Kartono Mohamad, Ketua Badan Khusus Pengendalian
Tembakau IAKMI dr Widyastuti Soerojo dan Wakil Kepala Lembaga Demografi
Universitas Indonesia Abdillah Ahsan.
Emil Salim sebut petani tembakau adalah marhaen Sukarno
Rabu, 2 Maret 2016 15:36 WIB