Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya meminta para guru di daerah itu untuk memberi perhatian khusus pada fenomena bunuh diri yang terjadi di daerah itu.
"Guru Bimbingan dan Konseling (BK) harus kuat menjadi tempat anak-anak untuk bercerita (curhat). Sejak saya menjadi Penjabat Gubernur sudah ada empat atau lima kasus bunuh diri. Saya tidak tahu diajarkan di sekolah atau tidak bahwa bunuh diri dalam agama Islam itu masuk neraka," kata Gubernur Ismail Pakaya di SMA Negeri 7 Kota Gorontalo, Senin.
Fenomena bunuh diri di Gorontalo, menurut dia, wajib menjadi perhatian sekolah. Fungsi pendidikan, pengawasan, dan bimbingan mental bagi siswa menjadi penekanannya.
Ia meminta kam belajar yang lebih lama dengan program lima hari sekolah dimanfaatkan para guru untuk lebih banyak berinteraksi dengan siswa.
Menurutnya, guru tidak saja memberikan pendidikan umum, tetapi juga mengembangkan karakter, mental, dan kepribadian siswa.
"Fenomena ini karena terputusnya komunikasi antara siswa, guru, dan orang tua. Mereka enggak tahu harus cerita ke siapa, akhirnya mengambil cara-cara nekat seperti itu. Sesuatu yang tidak boleh lagi terjadi," kata Ismail Pakaya.
Ia mengatakan sekolah lima hari yang telah diresmikan menjadikan siswa dan guru punya dua waktu sholat berjamaah di sekolah yakni Dzuhur dan Ashar.
Gubernur Ismail Pakaya berharap semua siswa ikut sholat sambil mendapatkan bimbingan rohani dari guru agama dan guru BK.
Gubernur minta guru beri perhatian pada fenomena bunuh diri
Senin, 10 Juli 2023 18:12 WIB