Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Gorontalo memasukkan 106 telur penyu ke dalam penangkaran di Cagar Alam Panua Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato.
Petugas BKSDA Daud Badu mengatakan telur-telur tersebut diperkirakan berasal dari jenis Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) serta akan menetas dalam 20 hari.
"Saat ini telur-telur itu kami amankan dulu ke dalam pasir yang ada di tempat peneluran khusus. Kalau sudah menetas, baru akan dilepas kembali ke laut," katanya di Gorontalo, Minggu.
Ratusan butir telur itu disebutnya berasal dari satu induk yang naik ke darat pada malam hari untuk bertelur.
Cagar Alam Panua merupakan habitat beberapa jenis penyu yakni Penyu Lekang, Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata).
Namun yang sering ditemukan bertelur di cagar alam tersebut adalah Penyu Lekang.
"Penyu hijau saya tidak pernah melihat lagi. Sedangkan penyu sisik tahun 2013 pernah ada sekitar 130 butir dan anakannya sudah kami lepas," tambahnya.
Daud mengaku sudah terlatih untuk menemukan lokasi bertelur penyu di kawasan tersebut.
Dari 100 butir telur yang ditangkarkan, kata dia, biasanya sekitar 80 persen yang menetas sempurna.
Selain menjadi habitat penyu, CA Panua juga merupakan habitat bagi Burung Maleo yang biasanya bertelur tak jauh dari area penyu di bibir pantai.
Kawasan tersebut ditetapkan sebagai Cagar Alam Panua pada tahun 1992 dengan luas 45.575 hektar.
Panua adalah sebutan orang Gorontalo untuk burung Maleo.
BKSDA Tangkarkan 106 Telur Penyu Di Panua
Minggu, 3 April 2016 23:25 WIB