Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah siswa sekolah menengah atas dari
Sumatera Utara, Jakarta, Bandung, dan Jayapura, terlibat dalam
penelitian ruang angkasa bersama International Space Station yang dikelola sejumlah negara, di antaranya National Aeronautics and Space Administration (NASA) dari Amerika Serikat, dan European Space Agency dari Eropa.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O Blake Jr,
mengatakan, sejumlah siswa SMA asal Indonesia tersebut terlibat dalam
eksperimen menumbuhkan padi dan ragi di stasiun luar angkasa.
"Mereka para siswa bereksperimen bagaimana menumbuhkan padi dan
ragi untuk membuat beras dan tempe di gravitasi nol luar angkasa," ujar
Blake Jr, dalam acara seminar bertajuk Tempe and Rice from Tanah Air Go to Space, di @america, Jakarta, Minggu.
Blake Jr menyampaikan kerja sama di bidang sains dan teknologi sangat penting bagi Amerika dan Indonesia.
Ia berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi NASA, tetapi juga bagi para siswa.
Mentor para siswa gabungan, yakni Saputro menjelaskan para siswa
membuat eksperimen dalam sebuah laboratorium mikro yang membawa padi dan
ragi, kemudian dikirimkan ke stasiun luar angkasa pada tanggal 23 Maret
2016.
Rencananya pada 20 Mei 2016, laboratorium mikro itu akan dikirim
kembali ke Bumi. "Ini agenda serius. Bagaimana menumbuhkan makanan di
luar angkasa," ujar Saputro.
Menurut Saputro, dibutuhkan waktu 25 menit bagi roket pembawa laboratorium mikro untuk bisa mencapai International Space Station (ISS) yang berada pada orbir di ketinggian sekitar 400 kilometer dari Bumi.
"Biaya peluncuran ini sekitar Rp4 miliar per kilogram, sedangkan
angkutan yang dibawa roket adalah tiga ton. Namun, kami tidak perlu
membayar semahal itu karena alasan tertentu," kata Saputro.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut
Panjaitan, yang hadir dalam seminar tersebut mengaku bangga atas
keterlibatan anak bangsa dalam penelitian ruang angkasa.
Dia meminta anak bangsa tidak berhenti bermimpi.
"Jangan pernah berhenti bermimpi, tidak perlu malu siapa pun orang
tuamu. Orang tua saya itu dahulu sopir bus, tetapi Tuhan punya misteri
dalam perjalanan hidup kita, asalkan kita rajin belajar dengan disiplin,
berhati baik, Indonesia pasti punya masa depan luar biasa," kata
Pandjaitan.
Siswa SMA Indonesia akan tumbuhkan padi dan ragi di ISS
Minggu, 17 April 2016 19:12 WIB