Gorontalo (ANTARA) - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Gorontalo Idris Usuli menyoroti tabrak data pemilih yang telah dilakukan oleh KPU apakah sudah mengurangi atau menambah jumlah pemilih di kota dan kabupaten.
Karena kata Idris, berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Kabupaten Boalemo terdapat selisih tambah 72 pemilih yang awalnya dari rekapitulasi tingkat kecamatan hanya 108.223, pada rekapitulasi tingkat kabupaten 108.295.
"Hal ini terjadi setelah tabrak data dilakukan KPU," ucap Idris usai menghadiri rapat pleno rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) di kantor KPU Provinsi Gorontalo, Senin.
Idris Usuli menyampaikan bahwa perbedaan terkait tabrak data perlu ditampilkan, sehingga dapat dilihat perbedaan di berbagai tingkatan yang akan menjadi acuan penting dalam menentukan jumlah dari surat suara yang akan dicetak.
"Hal ini diharapkan dapat menjadi catatan yang dapat diketahui bersama," harap dia.
Anggota Bawaslu Provinsi Gorontalo Fadjri Arsyad pada kesempatan mengatakan hasil tabrak data perlu dipastikan juga apakah ini telah di uji kebenarannya, karena angka perubahan baik bertambah atau berkurangnya jumlah pemilih ini dibutuhkan untuk memastikan pada saat proses cetak surat suara nanti.
Tabrak data kata dia adalah sinkronisasi analisa data ganda dan invalid data pemilih yang dilakukan internal KPU Kabupaten atau Kota.
Perbedaan data rekapitulasi menurut KPU Provinsi Gorontalo karena data yang dinamis saat dilakukan rekapitulasi di berbagai tingkatan, hal itu dapat terjadi akibat faktor-faktor seperti ada pemilih pindah masuk, pindah keluar, pemilih meninggal, dan sebagainya.
Jumlah Pemilih Provinsi Gorontalo untuk Pilkada 2024 yakni Kabupaten Gorontalo 301.041, Kabupaten Boalemo 108.295, Kabupaten Bone Bolango 122.929, Kabupaten Pohuwato 113.144, Kabupaten Gorontalo Utara 92.601, Kota Gorontalo 146.070, dan total pemilih Provinsi Gorontalo berjumlah 884.080.
Bawaslu Provinsi Gorontalo soroti tabrak data pemilih
Senin, 23 September 2024 20:26 WIB