Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Bank Sampah Mandiri (BSM) Kota Gorontalo menggagas "tabungan sampah" bagi warga yang menjual sampah dan ingin memiliki simpanan uang di bank.
Pendiri BSM, Purwanto mengatakan tabungan sampah merupakan tabungan milik warga, dan uangnya berasal dari hasil penjualan sampah sehari-hari.
"Banyak warga yang menjual langsung sampah ke BSM. Ada yang mau dibayar tunai, tapi sebagian memilih untuk ambil duitnya nanti kalau sudah banyak. Karena itu kami usulkan untuk membuka tabungan sampah," jelasnya di Gorontalo, Minggu.
Buku tabungan itu merupakan hasil kerja sama dengan Bank Sulut Gorontalo (SulutGo), namun atas nama nasabah atau warga masing-masing.
"Jadi tiap pemilik buku tabungan datang menjual sampah, uangnya kami setor ke bank sehingga warga bisa mengecek langsung saldonya," kata Purwanto.
Meski baru puluhan warga yang mau mengikuti program itu, namun ia optimistis pesertanya akan semakin banyak seiring dengan berkembangnya bisnis sampah.
Ia mengakui tabungan sampah akan memotivasi masyarakat untuk tidak membuang atau membakar sampah, melainkan menjualnya ke bank sampah.
Di BSM, sampah akan dipilah dan disusun rapi kemudian dijual ke penampung. Dari penampung kemudian dikirim ke Surabaya untuk proses daur ulang.
"Kami hanya sampai pada memilah dan menjual kembali sampahnya. Kami belum mendaur ulang sendiri, karena tidak memiliki mesin," ungkapnya.
Untuk setiap kilogram sampah kardus, ia membeli dengan harga Rp900, kertas Rp600 hingga Rp1.000, plastik campur Rp1.500, gelas plastik Rp2.000 hingga Rp3.000, serta botol kaca Rp400 hingga Rp500 per buah.
Selain membeli dari warga, sampah di BSM dikumpulkan dari 400 pos sampah yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan total yang terkumpul sekitar tiga ton per hari.
BSM Gorontalo Gagas "tabungan Sampah" Untuk Warga
Senin, 13 Juni 2016 0:56 WIB