Washington/San Francisco (ANTARA GORONTALO) - Sebuah komputer yang digunakan
oleh tim kampanye calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton
telah diretas.
Serangan siber ini adalah bagian dari serangan
siber besar yang menyasar organisasi-organisasi di bawah Partai
Demokrat, kata sejumlah orang yang mengetahui masalah ini kepada
Reuters. Para pakar keamanan siber menyebut Rusia berada di balik
serangan siber itu.
Serangan terbaru ini menyusul dua serangan
peretasan lainnya kepada Komite Nasional Demokrat atau DNC dan komite
penggalangan dana partai ini untuk para calon anggota DPR AS (House of
Representatives).
Juru bicara tim kampanye Hillary Clinton
menyatakan sebuah program data analitis yang dibuat DNC dan digunakan
tim kampanye serta entitas-entitas lain "telah diakses sebagai bagian
dari peretasan DNC."
"Sistem komputer kampanye kami tengah di-review
oleh para keamanan siber dari luar. Sampai detik ini, para pakar ini
tidak menemukan bukti bahwa sistem internal kami telah dibobol," kata
juru bicara tim kampanye Hillary Clinton, Nick Merrill.
Kemudian
seorang pejabat tim kampanye Hillary menyatakan para peretas telah
mengakses server program analitis selama lima hari. Program data
analitis adalah salah satu dari banyak sistem kampanye untuk analisis
pemilih dan tidak termasuk nomor jaminan sosial atau nomor kartu kredit.
Divisi
keamanan nasional Kejaksaan Agung tengah menyelidiki apakah serangan
siber kepada organisasi-organisasi politik Demokrat itu mengancam
keamanan nasional AS.
Penglibatan divisi keamanan nasional
Kejaksaan Agung itu sendiri menandakan pemerintahan Presiden Barack
Obama sudah menyimpulkan peretasan ini disponsori oleh sebuah negara.
Banyak pihak di AS yang meyakini Rusia adalah pelaku serangan peretasan
ini.
Para pakar keamanan siber dan pejabat AS menyimpulkan,
berdasarkan analisis malware dan aspek-aspek lain serangan siber DNC,
Rusia telah mengorkestrai rilis email Partai Demokrat yang sudah
terpapar peretasan demi mempengaruhi proses Pemilu Presiden AS, demikian
Reuters.
Komputer tim kampanye Hillary Clinton diretas, Rusia dituding pelakunya
Minggu, 31 Juli 2016 11:53 WIB