Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)
menegaskan sikapnya terkait konflik yang terjadi di Tanjungbalai Asahan
baru-baru ini, yakni agar umat Islam di Indonesia harus berupaya keras
menjaga keutuhan Indonesia agar tidak terpecah belah akibat isu gesekan
antar umat beragama.
"Sikap toleransi beragama dalam kehidupan bangsa dan negara sangat
diperlukan karena itu adalah sebuah keniscayaan yang membentuk Indonesia
menjadi satu negara yang utuh yang harus tetap dipelihara," kata Sekjen
ICMI, Muhammad Jafar Hafsah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta,
Sabtu.
Menurut Jafar, kerusuhan yang terjadi di Tanjungbalai Asahan,
Sumatera Utara, disinyalir merupakan ulah oknum yang ingin terjadi
gesekan antara umat beragama di Indonesia.
"Banyak pihak yang tak senang dengan terjadinya kerukunan antar
umat umat beragama di Indonesia. Dengan berbagai cara salah satunya isu
gesekan antaragama selalu dihembuskan agar terjadi konflik antar umat
beragama, antaradat dan antar komponen di Indonesia," katanya.
Sehingga, lanjut dia, beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab
mencoba langsung atau tidak langsung memunculkan kondisi yang kurang
kondusif untuk toleransi dan kehidupan bersama ini termasuk di Tanjung
Balai beberapa waktu lalu.
"Selain itu, juga adanya pengaruh kelompok-kelompok tertentu di
dunia internasional dengan perkembangan komunikasi yang begitu pesatnya
sekarang ini," tuturnya.
Oleh karena itu, ia berharap agar setiap orang harus benar-benar memantapkan toleransi beragamanya.
"Yang mayoritas harus mengerti bahwa ada minoritas yang harus
dilindungi, tetapi minoritas itu juga harus sungguh-sungguh memahami
dasar suatu agama dan menghormatinya," ucap Jafar.
Menurutnya, terkait peristiwa di Tanjungbalai Asahan itu adalah
salah satu tindakan yang dibuat oleh beberapa oknum yang tidak
bertanggung jawab untuk membuat terjadi gesekan antar umat beragama.
Pihaknya juga meminta kepada pihak kopolisian untuk sungguh-sungguh
dalam memahami akar permasalahanya dan saat melakukan proses
penyelesaiannya dan mendamaikan harus bersifat adil.
"Jika yang melakukan pelanggar melakukan tindakan pidana berupa
merusak dan lain-lain itu memang berlaku hukum umum. Tetapi semuanya itu
dilakukan dengan sebijaksana mungkin, jangan sampai memicu perselisihan
baru," ujarnya.
Ia juga mengharapkan kepada media untuk proporsional dan adil dalam memberikan pemberitaan.
"Jangan justru tambah memicu, gunanya media itu menenangkan untuk
meredam bukan saja perselisihan begini tapi meredam kejelekan menjadi
menjinakan yang liar," kata dia.
Begitu juga, kata dia, dengan para pengguna media sosial, mereka
adalah penulis dan menjadi redakturnya diri sendiri, itu juga sama saja
prosesnya harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum menulis atau
mengungkap ide.
"Jangan terpengaruh dan jangan terpancing dan harus mencerna
informasi secara proposional juga. karena yang rugi adalah rakyat, sebab
segala perselisihan dan gesekan itu akibatnya adalah menimbulkan luka,
baik luka di hafsahhati dan fisik yang bisa memunculkan dendam yang bisa
meledak suatu saat," kata Jafar.
ICMI : umat Islam Indonesia harus jaga keutuhan
Sabtu, 6 Agustus 2016 13:01 WIB