AS desak Israel dan Iran berhenti saling menyerang
Sabtu, 26 Oktober 2024 17:33 WIB
Washington (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) pada Jumat (25/10) menyerukan agar Teheran dan Tel Aviv berhenti saling menyerang namun menegaskan "sepenuhnya siap" untuk membela Israel jika Iran menanggapi serangan Israel, menurut seorang pejabat senior AS.
"Ini seharusnya menjadi akhir dari baku tembak langsung antara Israel dan Iran. Jika Iran memilih untuk menanggapi, kami sepenuhnya siap untuk membela Israel dan mendukung Israel, dan akan ada konsekuensinya," kata pejabat itu kepada wartawan.
Pejabat itu menggambarkan serangan Israel terhadap fasilitas militer Iran sebagai "terarah" dan "tepat," yang dimaksudkan untuk "mencegah serangan lebih lanjut."
AS mendesak semua negara yang berpengaruh untuk menekan Iran agar menghentikan serangan terhadap Israel sehingga "kita dapat bergerak melampaui siklus serangan langsung ini," kata pejabat itu.
Pesan tersebut, menurut pejabat itu, dikomunikasikan kepada Iran melalui saluran "langsung" dan "tidak langsung."
"Selama beberapa hari mendatang, kami siap untuk memimpin upaya untuk mengamankan berakhirnya perang di Lebanon melalui perjanjian yang memungkinkan warga sipil di kedua sisi Garis Biru untuk kembali ke rumah mereka dengan aman," kata pejabat itu.
"Kami juga siap memimpin upaya untuk akhirnya mencapai gencatan senjata di Gaza bersamaan dengan pemulangan para sandera, yang harus terjadi tanpa penundaan," tambahnya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett mengatakan kepada Anadolu bahwa AS tidak berpartisipasi dalam "operasi" Israel.
"Tujuan kami adalah untuk mempercepat diplomasi dan meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Kami mendesak Iran untuk menghentikan serangan terhadap Israel sehingga siklus pertempuran ini dapat berakhir tanpa eskalasi lebih lanjut," tambahnya.
Militer Israel mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka telah menyelesaikan serangan udara yang ditargetkan terhadap fasilitas militer Iran, sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik skala besar Iran pada 1 Oktober terhadap Israel.
Iran mengatakan bahwa mereka siap untuk membalas "agresi" Israel.
Iran mengaku melakukan serangan pada 1 Oktober itu sebagai balasan atas pembunuhan mantan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Juli dan pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut bulan lalu.
Hampir 200 rudal diluncurkan Iran dalam serangan tersebut. Rudal-rudal itu menghantam sejumlah lokasi di Israel, termasuk fasilitas militer, namun tidak menyebabkan korban jiwa.
Baku tembak antara Tel Aviv dan Teheran telah meningkat dalam tahun ini setelah Israel mengebom Kedutaan Besar Iran di Suriah pada 1 April, yang menewaskan pejabat militer senior.
Iran menanggapi serangan itu dua minggu kemudian dengan meluncurkan ratusan pesawat nirawak dan rudal balistik ke Israel.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS desak Israel dan Iran berhenti saling menyerang
"Ini seharusnya menjadi akhir dari baku tembak langsung antara Israel dan Iran. Jika Iran memilih untuk menanggapi, kami sepenuhnya siap untuk membela Israel dan mendukung Israel, dan akan ada konsekuensinya," kata pejabat itu kepada wartawan.
Pejabat itu menggambarkan serangan Israel terhadap fasilitas militer Iran sebagai "terarah" dan "tepat," yang dimaksudkan untuk "mencegah serangan lebih lanjut."
AS mendesak semua negara yang berpengaruh untuk menekan Iran agar menghentikan serangan terhadap Israel sehingga "kita dapat bergerak melampaui siklus serangan langsung ini," kata pejabat itu.
Pesan tersebut, menurut pejabat itu, dikomunikasikan kepada Iran melalui saluran "langsung" dan "tidak langsung."
"Selama beberapa hari mendatang, kami siap untuk memimpin upaya untuk mengamankan berakhirnya perang di Lebanon melalui perjanjian yang memungkinkan warga sipil di kedua sisi Garis Biru untuk kembali ke rumah mereka dengan aman," kata pejabat itu.
"Kami juga siap memimpin upaya untuk akhirnya mencapai gencatan senjata di Gaza bersamaan dengan pemulangan para sandera, yang harus terjadi tanpa penundaan," tambahnya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett mengatakan kepada Anadolu bahwa AS tidak berpartisipasi dalam "operasi" Israel.
"Tujuan kami adalah untuk mempercepat diplomasi dan meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Kami mendesak Iran untuk menghentikan serangan terhadap Israel sehingga siklus pertempuran ini dapat berakhir tanpa eskalasi lebih lanjut," tambahnya.
Militer Israel mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka telah menyelesaikan serangan udara yang ditargetkan terhadap fasilitas militer Iran, sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik skala besar Iran pada 1 Oktober terhadap Israel.
Iran mengatakan bahwa mereka siap untuk membalas "agresi" Israel.
Iran mengaku melakukan serangan pada 1 Oktober itu sebagai balasan atas pembunuhan mantan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Juli dan pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut bulan lalu.
Hampir 200 rudal diluncurkan Iran dalam serangan tersebut. Rudal-rudal itu menghantam sejumlah lokasi di Israel, termasuk fasilitas militer, namun tidak menyebabkan korban jiwa.
Baku tembak antara Tel Aviv dan Teheran telah meningkat dalam tahun ini setelah Israel mengebom Kedutaan Besar Iran di Suriah pada 1 April, yang menewaskan pejabat militer senior.
Iran menanggapi serangan itu dua minggu kemudian dengan meluncurkan ratusan pesawat nirawak dan rudal balistik ke Israel.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS desak Israel dan Iran berhenti saling menyerang