Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan urgensi kerja sama publik-swasta (public private partnership/PPP) di lingkup regional.
Menurut dia, kerja sama dengan skema tersebut akan mewujudkan inisiatif yang setara.
“Upaya Indonesia dan kawasan ASEAN memainkan peran global diwujudkan melalui kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Ketika pemerintah dan swasta/bisnis berkolaborasi maka hambatan bisa berubah menjadi peluang. Kolaborasi merupakan kunci untuk memastikan tidak ada yang tertinggal,” ujar Airlangga dalam sesi ASEAN Leaders’ Interface with Representatives of ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) KTT ASEAN Ke-46 di Kuala Lumpur, Malaysia, sebagaimana keterangan Kemenko Perekonomian di Jakarta, Senin.
Airlangga berharap kolaborasi ini dapat berdampak nyata pada pertumbuhan ekonomi dan ekosistem bisnis di kawasan ASEAN.
Di sisi lain, penting untuk memastikan bahwa perdagangan intra-ASEAN dapat meningkat agar sejalan dengan prioritas untuk mengupayakan pemerataan pembangunan antar-negara di kawasan ASEAN.
Dalam pertemuan itu, Airlangga mewakili Presiden RI Prabowo Subianto memimpin delegasi Indonesia.
Pertemuan dihadiri oleh para Kepala Negara ASEAN, Timor-Leste, dan Sekretariat Jenderal ASEAN, bersama dengan para Perwakilan ASEAN-BAC yang mewakili Asosiasi Pengusaha. Dalam pertemuan ini, ASEAN-BAC Indonesia dihadiri oleh Anindya Bakrie selaku Ketua Umum Kadin Indonesia.
Acara ASEAN-BAC dibuka oleh Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim selaku The Chair of ASEAN 2025.
Dalam sambutan pembukaannya, PM Malaysia menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah dengan swasta/ bisnis di antara kesepuluh negara anggota ASEAN, dalam menghadapi situasi geopolitik dunia dan ketidak pastian global.
Setelah dibuka PM Malaysia, dilanjutkan dengan pemaparan oleh The Chair of ASEAN-BAC 2025 Tan Sri Nasir Razak, yang banyak menjelaskan tentang ASEAN Business Entity, ASEAN Private Capital Markets, ASEAN IPO Prospectus, ASEAN Talent Development and Mobility, serta ASEAN Common Carbon Framework, serta Digital Exchange Platform.
Setelah itu, secara bergiliran para Kepala Negara ASEAN menyampaikan tanggapan terkait kerja sama ASEAN Public-Private ke depan.
Presiden Filipina Ferdinand R. Marcos Jr. menyampaikan pentingnya investasi pada digital economy sebagai kunci kekuatan ASEAN ke depan, dan mendorong penguatan peran private sector melalui ABAC.
Dilanjutkan Perdana Menteri Cambodia, Hun Manet menyampaikan perlunya kontribusi dari pihak swasta dan bisnis dalam memperkuat integrasi ekonomi intra ASEAN.
Perdana Menteri Vietnam, Phạm Minh Chính menegaskan perlunya meningkatkan global connectivity dan supply chain untuk fasilitasi perdagangan yang lebih bai kantar negara ASEAN.
Adapun pada tahun ini, ASEAN-BAC mengusung tema, “Unifying Markets for Shared Prosperity,” selaras dengan tema Keketuaan Malaysia yang menekankan pada inklusivitas dan keberlanjutan (inclusivity and sustainability).
Selain itu, ASEAN-BAC juga melaporkan perkembangan atas berlanjutnya acara ASEAN Business & Investment Summit (ABIS) serta ASEAN Business Awards (ABA) pada Oktober 2025.
Sebagaimana diketahui, seluruh Kepala Negara ASEAN dan Perwakilan Asosiasi Usaha/ Bisnis bertemu setidaknya setahun sekali dalam rangkaian KTT ASEAN.
Hal ini dilakukan untuk memastikan prioritas Keketuaan ASEAN sinergis dengan kebutuhan dan inisiatif kerja di sektor swasta. Tahun ini menjadi penting karena bersamaan peluncuran rencana strategis tiap pilar untuk mewujudkan Visi ASEAN 2045.
Seluruh Kepala Negara ASEAN menyambut baik laporan dan rekomendasi yang disampaikan oleh ASEAN-BAC, sekaligus menekankan perlunya peningkatan kerja sama yang lebih erat dan dialog yang berkelanjutan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga tegaskan urgensi kerja sama publik-swasta di KTT ASEAN Ke-46