Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Bank Indonesia memerkirakan defisit transaksi
berjalan sepanjang 2016 akan menyusut menjadi 1,8 persen terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) dibanding 2015 yang sebesar 2,06 persen dari PDB.
Menurut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat, faktor
utama penurunan defisit transaksi berjalan adalah neraca perdagangan
yang terus mencatat surplus.
Data terakhir Badan Pusat Statistik
(BPS), neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 840 juta dolar AS
pada November 2016, meskipun surplus tersebut menurun dibanding Oktober
2016 yang sebesar 1,21 miliar miliar dolar AS.
"Maka itu di triwulan IV-2016 kita perkirakan defisit neraca
transaksi berjalan akan sebesar 1,9 persen PDB," kata Perry di Kantor
Pusat BI.
Neraca transaksi berjalan merupakan indikator ekspor-impor barang
dan juga jasa dari Indonesia ke negara lain. Neraca transaksi berjalan
dibagi dua komponen yakni neraca perdagangan untuk barang dan juga
neraca jasa.
Jika nilai neraca transaksi berjalan defisit atau minus berarti
negara tersebut masih mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada
mengekspor. Namun, jika defisitnya mengecil berarti menunjukkan
perbaikan dalam aktivtas ekspor-impor barang dan jasa.
BI sebelumnya memerkirakan defisit transaksi berjalan akan
berkisar di dua persen terhadap PDB. Namun, perkembangan ekspor impor
barang dan jasa di akhir tahun, kata Perry, akan semakin memperkecil
defisit.
Di sisi lain, perbaikan defisit neraca transaksi berjalan juga
akan memperbaiki neraca pembayaran Indonesia (NPI). NPI terdiri dari
neraca transaksi berjalan, neraca modal dan finansial serta cadangan
devisa.
"Cadangan devisa akhir Desember 2016 naik menjadi 116 miliar
dolar AS. Bisa dibilang NPI akan positif (surplus), ditambah modal asing
yang masuk juga banyak," kata dia.
Pada awal Desember 2016 lalu, Direktur Eksekutif Departemen
Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung memerkirakan Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI) bisa mencetak surplus mendekati 15 miliar
dolar AS pada 2016.
BI memprediksi defisit transaksi berjalan 1,8 persen PDB
Jumat, 13 Januari 2017 16:54 WIB