Jakarta (ANTARA GORONTALO) - PT Pertamina (Persero) melakukan lima langkah
prioritas untuk meningkatkan operasional kilang pengolahan minyak
sehingga dapat memperkuat ketahanan pasokan sekaligus menurunkan impor
BBM.
Direktur Pengolahan Pertamina Toharso dalam rilis di Jakarta,
Selasa, mengatakan kelima langkah perbaikan tersebut mencakup aspek
kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (health, safety,
security, and environment/HSSE), keandalan, efisiensi, optimasi, serta
perbaikan organisasi dan pengembangan SDM.
"Kelima aspek tersebut, sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pasokan BBM," katanya.
Dari aspek HSSE, menurut dia, fokus utama adalah tidak ada
kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kejadian fatal (fatality).
Selain "fatality", lanjutnya, Pertamina akan seaktif mungkin mencegah terjadinya pencemaran akibat operasi kilang.
Terkait keandalan kilang, Toharso mengatakan akan difokuskan pada
upaya tidak adanya penghentian operasi tanpa rencana (zero unplanned
shutdown). Contohnya, dengan konsisten dan disiplin pada jadwal
pemeliharaan kilang baik yang bersifat parsial maupun menyeluruh.
"Kami juga akan meningkatkan efektivitas inspeksi sehingga dapat
diketahui secara lebih dini sebelum alat rusak. Pada prinsipnya apabila
kami bisa tekan angka kehilangan waktu operasi, kinerja kilang semakin
baik dan produksi bisa sesuai target dan pada akhirnya pasokan BBM
nasional semakin andal," ujarnya.
Langkah ketiga adalah efisiensi dengan fokus utama mengurangi
kehilangan masa kerja (working losses) hingga 50 persen di bawah
realisasi pada 2016.
Selain mengurangi "working losses", Pertamina juga akan melakukan
pengadaan bahan maupun peralatan kilang secara terpusat sehingga dapat
menurunkan biaya.
Aspek keempat optimasi yang difokuskan pada upaya peningkatan imbal
hasil (yield valuable product) menjadi 79 persen dari saat ini 74
persen.
Selain itu, Pertamina juga menargetkan penurunan biaya operasi hingga menjadi hanya tiga dolar AS per barel.
"Contoh seperti Kilang Kasim, Sorong, operasinya biasanya hanya
sekitar 120 hari dalam setahun. Kami ingin tingkatkan. Apabila
masalahnya ketiadaan crude (minyak mentah), kami akan bangun
infrastruktur yang memungkinkan crude bisa masuk memenuhi kebutuhan
feedstock (bahan baku) Kasim," katanya.
Aspek terakhir adalah organisasi dan pengembangan SDM yakni
perubahan organisasi pada Oktober 2016 melalui pembentukan Direktorat
Pengolahan yang melahirkan kebutuhan formasi sumber daya manusia.
"Oleh karena itu, kami akan kembali membuka peluang kerja baru
untuk mengisi posisi-posisi engineer yang akan ditinggalkan oleh pekerja
yang memasuki usia pensiun," ujar Toharso.
Pertamina tingkatkan operasi kilang minyak untuk tekan impor
Selasa, 24 Januari 2017 17:58 WIB