Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Thomas Trikasih Lembong menilai tidak perlu berlebihan menanggapi
sejumlah kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang lebih
mengutamakan kepentingan negara tersebut.
"Ini kan baru satu minggu. Pimpinan mana pun juga perlu menyesuaikan
diri. Lembaga-lembaga di sekelilingnya perlu menyesuaikan diri dengan
pimpinan baru. Saya usul tidak perlu overreacted (bereaksi berelebihan) dan terus berprasangka baik. Beri dia dan timnya waktu untuk settling in (menyesuaikan diri)," katanya di Jakarta, Senin.
Tom, sapaan akrab Thomas, mengakui kemungkinan ada potensi dampak kebijakan Trump terhadap investasi. Pasalnya, kebijakan America First yang diusung Trump akan menekan perusahaan dari negeri Paman Sam untuk lebih banyak menanamkan modal di negerinya sendiri.
"Konsekuensinya memang kita harus kerja ekstra keras untuk membuat Indonesia lebih atraktif untuk perusahaan AS," ujarnya.
Selain berupaya meningkatkan iklim investasi, lanjut Tom, Indonesia
juga harus mengembangkan alternatif investasi lain, misalnya, dari
Jepang, Korea, Eropa dan Tiongkok.
Mantan Menteri Perdagangan itu menuturkan investasi dari AS memang
memiliki kualitas tinggi. Hal itu terlihat dari penggunaan teknologi
tinggi, serta branding dan jaringan internasional.
Oleh karena itu, investasi dari negeri Paman Sam masih sangat dibutuhkan Indonesia.
"Maka kita harus kerja ekstra keras untuk meyakinkan perusahaan AS
meski mungkin nanti ada tekanan dari administrasi Presiden Trump untuk
lebih mengalihkan investasinya ke dalam negeri (AS)," jelasnya.
Tom sendiri mengaku tetap optimis kebijakan Trump tidak akan
menurunkan laju pertumbuhan investasi. Indonesia, secara fundamental
juga merupakan negara berkembang yang menjanjikan sebagai tujuan
berinvestasi.
Terlebih, negara-negara berkembang menjadi pasar utama investasi guna menopang pertumbuhan ekonomi negara-negara besar.
"Saya lebih optimistis. Kalau umpamanya investasi dari AS berkurang,
menurut saya akan diisi oleh orang lain. Banyak yang lain yang mau
mengisi. Kami sangat menghargai investasi dari AS karena teknologinya,
brandingnya dan jaringan internasionalnya tak terkalahkan," tukasnya.
Thomas Lembong: tak perlu berlebihan tanggapi "Trump Effect"
Senin, 30 Januari 2017 19:21 WIB