Medan, Sumatera Utara (ANTARA GORONTALO) - Indonesia bersiap mengekspor beras
segera mungkin karena sudah bisa swasembada beras kembali di mana
produks mengalami surplus dan sudah tak lagi mengimpor beras. Tahun lalu
produksi padi nasional mencapai 79,17 juta ton atau di atas target 72
juta ton.
"Jadi memang sudah surplus beras sehingga memang ada
rencana ekspor. Dewasa ini ekspornya sedang penjajakan dan negara
tujuannya sudah ada, tapi nanti saja dinformasikan," kata Menteri
Pertanian Andi Amran Sulaiman di Medan, Kamis, usai Rapat Koordinasi
Percepatan Luas Tambah Tanam Padi, Jagung dan Kedelai dengan Pemprov
Sumut, Kodam I BB dan Pemkab/Pemkot di Medan.
Dia menegaskan,
Indonesia sebelumnya sudah mengekspor beras organik ke lima negara,
antara lain Belgia. "Jadi memang akan ada ekspor beras biasa.Tunggu
saja."
Menurut dia, dengan mengekspor beras, Indonesia akan makin dikenal dan bahkan menjadi lumbung pangan dunia.
Dia juga menyebutkan, dengan tidak mengimpor beras, Indonesia sudah untung Rp10 triliun pada 2016.
Dari
sisi petani, produksi padi yang meningkat sampai 79, 17 juta ton dan
harga jual gabah sekitar Rp4.000 per kilogram, maka penghasilan petani
menjadi Rp51,36 triliun.
"Jadi swasembada dan surplus bahkan
ekspor beras harus dilakukan Indonesia dan untuk itu semua daerah harus
mengejar target swasembada," kata Andi Amran.
Tapi dia mengakui
ada upaya agar pemerintah membuka keran impor untuk menekan harga gabah
di pasar. "Tetapi jangan mimpi keran impor dibuka pemerintah sepanjang
petani bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Walau diakui memang sulit
menekan impor," kata dia.
Indonesia akan segera ekspor beras
Kamis, 9 Februari 2017 23:10 WIB