Istanbul (ANTARA GORONTALO) - Turki pada Rabu (22/02) waktu setempat
mengatakan bahwa mereka mencabut larangan bersejarah pada anggota
perempuan yang mengenakan jilbab di angkatan bersenjata negara sekuler
tersebut.
Militer adalah lembaga terakhir Turki tempat para
perempuan dilarang mengenakan jilbab, setelah reformasi oleh pemerintah
Islam di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan yang hanya diizinkan
dipakai di dalam pendidikan, politik, dan kepolisian.
Langkah
tersebut, diperintahkan oleh kementerian pertahanan, berlaku bagi para
petugas perempuan yang bekerja di staf umum dan markas komando serta
cabang, kata kantor berita negara Anadolu.
"Masalah untuk
mencegah pemakaian jilbab sekarang sepenuhnya sudah dihapus di Turki,"
kata Menteri Pertahanan Fikri Isik yang dikutip oleh Anadolu.
"Mereka
yang ingin pakai jilbab, mereka dapat melaksanakan tugasnya sambil
mengenakan jilbab. Gendarmerie dan kepolisian mencabut larangan ini dan
sekarang militer juga,"
Menurut reformasi tersebut, perempuan
dapat mengenakan jilbab di bawah topi atau baret mereka selama masih
satu warna dengan seragam dan tidak menutupi wajah mereka.
Reformasi
itu, diumumkan hanya di bawah dua bulan sebelum Turki menggelar
pemungutan suara sebuah referendum penting untuk memperluas kewenangan
Erdogan, akan mulai diberlakukan setelah dirilis dalam surat kabar
resmi, demikian AFP.
Turki cabut larangan berjilbab di militer
Kamis, 23 Februari 2017 14:31 WIB