Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Perindustrian akan membongkar
mobil pedesaan yang telah diproduksi untuk melihat komponen-komponen
mobil yang bisa dibuat oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM).
“Nanti
dibongkar mobil yang sudah jadi dan dilihat mana IKM yang bisa
memproduksi komponennya,†kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih
dalam diskusi di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan
hal tersebut akan dilaksanakan oleh Ditjen ILMATE (Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika) selaku
pembuat mobil pedesaan.
“Jadi prototipenya itu yang membuat adalah Ditjen ILMATE. Nanti kami (IKM) menyuplai komponennya tersebut,†ujar Gati.
Mobil
pedesaan ditargetkan rampung pada Agustus 2017 yang diharapkan mampu
memudahkan aktivitas masyarakat di daerah dengan fungsinya sebagai alat
angkut hasil pertanian dan perkebunan.
"IKM
kita sudah banyak yang mampu memproduksi komponen untuk otomotif.
Misalnya, IKM yang berasal dari sentra logam di daerah Ceper, Klaten dan
Tegal, Jawa Tengah," ujarnya.
Kemenperin
mencatat, sebanyak 300 IKM di sentra logam Ceper, Jawa Tengah telah
menyerap tenaga kerja 3.200 orang. Di sentra IKM logam Tegal, tercatat
lebih dari 2.929 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja mencapai 1.500
orang memproduksi komponen untuk mesin pertanian, perkapalan, mesin
berat, dan otomotif.
Gati berharap, prototipe kendaraan pedesaan ini bisa disebar ke seluruh provinsi di Indonesia.
"Nanti
bisa di-share ke 34 provinsi. Tiap provinsi dapat satu untuk diuji
coba. Maka, Kemenperin menggandeng Kementerain pedesaan untuk membahas
anggaran," tuturnya.
Sementara itu Dirjen
ILMATE I Gusti Putu Suryawirawan menyampaikan, mobil pedesaan ini akan
dijadikan pengganti dari kendaraan angkut pertanian seperti grandong.
"Selama
ini, untuk mengangkut hasil pertanian, para petani membuat alat angkut
rakitan dari mesin diesel. Karena buatan sendiri, grandong tidak memenuhi standar keamanan," jelasnya.
Menurutnya,
mobil pedesaan ini nantinya bisa difungsikan juga antara lain untuk
mesin perontok padi, penggiling biji-bijian hingga mesin pengolah
sampah.
"Kalau banyak peternakan, maka yang diperlukan adalah untuk mengolah untuk jadi pupuk kandang," tuturnya.