Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Penjabat Gubernur Gorontalo Zudan Arif Fakrulloh mengatakan daerah itu masih kekurangan ratusan tenaga dokter, baik dokter umum dan spesialis, yang seharusnya bertugas hingga ke pelosok wilayah.
Zudan menjelaskan, jika izin dibentuknya Fakultas Kedokteran di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) turun tahun 2017, tujuh tahun ke depan sudah bisa menghasilkan tenaga dokter terbaik di daerah.
"Namun untuk mengisi kekosongan selama masa pendidikan berjalan harus ada solusi yang kita pikirkan bersama, tidak hanya jadi tanggung jawab pemprov, akan tetapi juga harus dipikirkan oleh pemerintah kabupaten/kota," kata Zudan, Kamis, yang mengaku sempat berkonsultasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gorontalo.
Salah satu solusinya yaitu dengan meminta formasi dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dan juga dari Kementerian Kesehatan RI, meski jumlahnya tidak terlalu banyak.
Untuk mengisi kekurangan dokter tersebut, maka pemerintah daerah harus berpikir untuk menarik dokter-dokter yang bagus dan baru lulus untuk mau bekerja di Gorontalo.
"Kita harus agresif seperti daerah lain, dimana dokter yang baru lulus, bekerja di daerahnya dengan diberikan tambahan insentif dari pemerintah daerah," ujarnya.
Seperti halnya dokter umum, selain mereka mendapatkan gaji pokok, tunjangan dokter, biaya rumah, juga diberikan insentif lebih oleh pemerintah daerah.
"Jadi harus ada tambahan kalau tidak belum tentu mereka mau bekerja di Gorontalo," jelasnya.
Jadi pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota harus menganggarkannya lewat Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan masukan kontrak kerja mereka selama 5 hingga 10 tahun ke depan.
"Termasuk dokter spesialis, kalau bisa insentif mereka ditambah lagi, sehingga kekosongan dokter di beberapa rumah sakit di Gorontalo sudah bisa terisi," tuturnya.
Gorontalo Masih Kekurangan Ratusan Tenaga Dokter
Kamis, 30 Maret 2017 21:02 WIB