Berlin (ANTARA GORONTALO) - Kanselir Jerman Angela Merkel, Jumat, mengatakan
serangan Amerika Serikat pada pangkalan udara Suriah, yang disebutnya
sebagai asal serangan senjata kimia yang diluncurkan pekan ini, dapat
dipahami mengingat penderitaan rakyat Suriah.
"Serangan dari Amerika Serikat dimengerti mengingat dimensi dari
kejahatan perang, mengingat penderitaan rakyat yang tidak bersalah, dan
pemblokiran di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa," kata Merkel.
Dia menggambarkan serangan itu sebagai "terbatas dan jelas targetnya".
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan
militernya untuk melancarkan serangan peluru kendali ke sebuah pangkalan
udara Suriah yang diyakini menjadi asal serangan senjata kimia maut
diluncurkan.
Trump menyebut aksinya ini untuk kepentingan keamanan nasional Amerika dalam melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sekitar 50 rudal Tomahawk diluncurkan dari dua kapal perang
Angkatan Laut AS USS Porter dan USS Ross di Laut Mediterania timur
dengan membidik berbagai target, mulai landasan, pesawat tempur, sampai
stasiun pengisian bahan bakar pesawat, di Pangkalan Udara Shayrat.
"Malam ini saya memerintahkan serangan militer ke pangkalan udara
di Suriah yang menjadi asal serangan kimia diluncurkan. Serangan ini
demi kepentingan keamanan nasional vital Amerika Serikat dalam mencegah
dan menghalau penyebaran dan penggunaan senjata kimia berbahaya," kata
Trump.
"Tak dapat dibantah lagi bahwa Suriah telah menggunakan senjata
kimia terlarang, melanggar kewajiban-kewajibannya di bawah konvensi
senjata kimia dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB," kata Trump lagi.
Trump memerintahkan serangan rudal ini sehari setelah dia
menuduh Bashar ada di balik serangan senjata kimia pekan ini yang
menewaskan paling sedikit 70 orang yang kebanyakan darinya anak-anak, di
kota Khan Sheikhoun.
Namun pemerintah Suriah membantah berada di belakang sera
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin meyakini bahwa
serangan peluru kendali Amerika Serikat ke sebuah pangkalan udara Suriah
sebagai perbuatan melanggar hukum internasional dan telah melukai
hubungan AS-Rusia, seperti yang dikutip dari Kremlin.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengutip bahwa pemimpin Rusia,
yang merupakan sekutu setia Presiden Suriah Bashar al-Assad, menganggap
tindakan AS sebagai agresi terhadap bangsa yang berdaulat dengan dalih
yang dibuat-buat dan sebagai upaya buruk untuk mengalihkan perhatian
dunia dari kematian warga sipil di Irak akibat serangan AS.
Dikutip pula pernyataan Peskov bahwa Rusia tidak percaya bahwa
Suriah memiliki senjata kimia dan tindakan AS pasti akan menyebabkan
hambatan serius untuk menciptakan koalisi internasional untuk memerangi
terorisme, sebuah ide yang telah berulang kali didorong oleh Putin.
Demikian laporan Reuters.
Merkel: serangan AS di Suriah dapat dipahami
Sabtu, 8 April 2017 9:10 WIB