Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Wali Kota Gorontalo Marten Taha menyebutkan sebagain besar fasilitas tempat penitipan anak (TPA) di daerah itu tidak sesuai dengan yang diharapkan pemerintah setempat.
Hal itu didasari pemantauan dan pembinaan Pemkot Gorontalo di lapangan melalui instansi terkait, di mana ada kasus dugaan pencabulan yang terjadi di TPA belum lama ini, juga disebut Marten sebagai salah satu contoh buruknya penanganan.
"Kejadian itu sangat memukul dan mempengaruhi Kota Gorontalo yang sudah menetapkan status kota layak anak (KLA)," katanya, Senin.
Dengan dugaan pencabulan itu diakui Marten menjadi bukti Kota Gorontalo tidak layak anak. Bahkan masih ditemukan diskriminasi dan kekerasan terhadap anak-anak.
Menjadi lebih memperihatinkan karena perilaku itu dilakukan lembaga pengasuh anak. Meski kasus-kasus itu sudah ditangan penegak hukum, namun masih menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Kota Gorontalo.
"Sebenarnya kami sudah mempercayakan lembaga pengasuh untuk membimbing anak-anak, terkait akhlaknya dan sebagaianya. Namun masih ada lembaga itu yang menyalahgunakan kepercayaan pemerintah," sesalnya.
Kejadian itu, tambah Marten, sangat bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Karena pemerintah, mulai dari pusat dan kabupaten/kota senantiasa menaruh perhatian kepada anak-anak.
Dengan berdirinya organisasi perangkat daerah khusus menangani anak-anak, perhatian pemerintah disalurkan. Sebab anak-anak sangat dijaga harkat dan martabatnya oleh pemerintah dan mereka adalah generasi penerus.
"Saya berharap kepada lembaga pengasuh anak, agar melakukan yang terbaik. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan sama dan tanpa diskriminasi. Mereka harus dijauhkan dari eksploitasi ekonomi untuk menambah pendapatan lembaha pengasuh," katanya.
Wali Kota: Fasilitas TPA Belum Sesuai Harapan
Senin, 15 Mei 2017 17:52 WIB