Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo membahas potensi
peningkatan kerja sama di bidang energi hingga lima miliar dolar AS
bersama Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Mohammed Faraj Al
Mazrouei.
"Kita ketahui saat ini pasar energi dunia sedang mengalami beberapa
transformasi. Tentu saja perubahan energi terbarukan telah ditemukan
dan berkelanjutan," kata Jokowi saat menerima kedatangan Suhail di
Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis.
Presiden yang didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution dan
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar juga membicarakan tentang kerja sama
energi di bidang hulu.
Sementara itu, Arcandra menjelaskan UEA berkeinginan untuk
berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi saat ini masih kurang
dari dua miliar dolar AS.
Wamen ESDM mengatakan potensi investasi energi yang dapat
ditingkatkan hingga lima miliar dolar AS terdiri di beberapa bidang
kerja sama.
"Beberapa investasi yang kiranya disampaikan tadi pertama di bidang
hulu. Ada keinginan dari Mubadala untuk berinvestasi di Indonesia di
bidang hulu dan bekerja sama dengan Pertamina," kata Arcandra.
Delegasi UEA juga mengundang Pertamina untuk bisa berinvestasi di Abu Dhabi dan Dubai.
Uni
Emirat Arab meminta Indonesia untuk segera mensahkan perlindungan
investasi sebagai pintu masuk kerja sama bilateral secara internasional.
"Itu soal kemungkinan nasionalisasi, ada kemungkinan gak Indonesia
nasionalisasi perusahaan," jelas Arcandra terkait perlindungan investasi
tersebut.
Menurut Wamen, jaminan perlindungan investasi itu lumrah dilakukan antara negara-negara yang bekerja sama secara bilateral.
Menteri Suhail, ujar Arcandra, juga menyampaikan permintaan kepada
Indonesia untuk memberikan insentif pajak sehingga dapat memangkas
perpajakan ganda dalam kerja sama bilateral tersebut.
Dalam
pertemuan itu, Presiden dan delegasi UEA juga membahas potensi kerja
sama listrik di Indonesia memanfaatkan tenaga yang ramah lingkungan.
"Kita juga bicara tentang keinginan dari Masdar, perusahaan dari
UAE, yang ingin berinvestasi di energi terbarukan, termasuk dalam hal
ini adalah PLTS, pembangkit listrik tenaga surya," kata Arcandra.
Pihak Masdar, tambah Wamen, telah membahas hal itu bersama PLN
sehingga pemerintah perlu menindaklanjuti potensi kerja sama itu.
Untuk kerja sama selain energi, Indonesia-UEA juga membahas tentang kerja sama infrastruktur pelabuhan.
Potensi kerja sama itu sedianya akan dijajaki oleh Dubai Port World dengan PT Pelindo I dan Pelindo III.
"Selain itu kita juga mengatakan bahwa sebaiknya kalau berinvestasi
di Indonesia juga menggaet, bekerja sama dengan local company sehingga
nantinya kerja samanya lebih saling menguntungkan," jelas Arcandra.
Sejumlah pejabat lain dalam delegasi UEA yang hadir ke Istana
Merdeka yaitu Duta Besar UEA untuk Indonesia Mohammed Abdulla Al Ghafli,
Direktur Bidang Ekonomi dan Perdagangan Kementerian Luar Negeri dan
Kerja Sama Internasional UEA Fahad Obaid Al Taffag, Ketua Dewan Direksi
Mubadala Petrolium Bakheet Al Katheeri, Direktur Hubungan Pemerintah
Dubai Ports World Omar Al Muhairy, serta Penasehat Pemasaran dan
Perdagangan ADNOC Mubarak Suhail Al Ketbi.
Pertemuan itu berlangsung selama sekitar 45 menit sejak pukul 14.00 WIB.
Presiden Jokowi bahas kerja sama energi dengan UEA
Kamis, 18 Mei 2017 18:24 WIB