Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Korban banjir di sembilan kecamatan, Kabupaten Gorontalo, rawan terkena berbagai penyakit setelah sepekan air merendam kawasan tersebut.
Pantauan ANTARA, di Desa Hutadaa, Tabumela dan Buhu, sejumlah warga mengaku terserang penyakit kulit dan batuk karena air banjir yang kotor dan cuaca yang dingin.
Nuko Kassa, salah seorang korban banjir mengaku mulai mengalami gatal-gatal karena sering terkena air banjir yang menggenangi tempat tinggalnya.
"Tidak hanya saya, suami saya juga ikut sakit karena banjir ini, karena ketinggian air masih mencapai dada orang dewasa, saya dan suami saya memilih untuk mengungsi di tempat pengungsian yang telah disediakan pemerintah," katanya.
Nuko merasa terbantu karena ditempat pengungsian di Hutadaa, pemerintah melalui Dinas Kesehatan setempat menyediakan posko kesehatan dan obat.
Sementara itu, Mirna Hippi, warga di Desa Tabumela mengatakan bahwa air banjir yang kotor membuat ia kuatir anak-anaknya bisa terserang penyakit kulit dan diare.
"Kami sekeluarga memilih untuk tidak mengungsi karena banyak anggota keluarga yang tinggal di rumah, namun pemerintah menyediakan berbagai obat untuk pencegahan dan agar kami tidak terserang penyakit," ujar Mirna.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir, mengatakan air banjir yang kotor dapat menjadi sumber berbagai penyakit.
Roni juga meminta korban banjir agar bisa menjaga kebersihan karena rentan terkena penyakit diare dan juga penyakit kulit.
"Untuk ketersediaan obat masih cukup hingga saat ini, dan jika Dinas Kesehatan kehabisan obat, setiap puskesmas akan menyediakan juga," ujar Roni.
Tercatat 7.005 warga terdampak banjir di Kabupaten Gorontalo dan 128 KK diantaranya mengungsi. Banjir juga menggenangi fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas dan perkantoran.
Korban Banjir Kabupaten Gorontalo Rawan Terkena Penyakit
Kamis, 8 Juni 2017 20:34 WIB