Tripoli, Libya (ANTARA GORONTALO) - Pemrotes pada akhir pekan menyerbu gedung
markas lembaga yang menyusun undang-undang dasar Libya, setelah lembaga
itu secara sepihak mengajukan rancangan undang-undang dasar, kata juru
bicara pemerintah.
"Lembaga tersebut bertemu hari ini dengan kuorum 43 anggota untuk
melakukan pemungutan suara mengenai rancangan undang-undang dasar
setelah perubahan dibuat oleh anggota. Satu rancangan disetujui oleh 43
dari 60 anggota," kata Siddiq Dersi, juru bicara pemerintah, kepada
Xinhua.
Dersi mengatakan setelah pertemuan tersebut, puluhan pemrotes
mengepung markas lembaga itu, dalam protes terhadap proses pemungutan
suara tersebut.
Ia menekankan ada upaya sosial dan suku yang dilancarkan untuk
mengendalikan situasi dan memfasilitasi jalan keluar yang aman buat
anggota dari markas itu.
Seorang anggota lembaga tersebut mengkonfirmasi bahwa banyak orang "terjebak di dalam gedung lembaga konstitusi itu".
"Sebagian pemrotes bersenjata dan mereka mengancam beberapa anggota.
Mereka menuduh anggota lembaga menjadi pengkhianat, dan mengatakan
rancangan undang-undang tersebut melayani kepentingan negara lain dan
tak mengacuhkan hak asasi rakyat Libya Timur," kata anggota itu,
sebagaimana dikutip Xinhua, Senin pagi.
Pejabat tersebut tak mau mengungkapkan namanya yang sebenarnya.
Kepala Parlemen, yang berpusat di Libya Timur, Agila Saleh,
menyerukan sidang parlemen untuk menilai tindakan lembaga penyusun
undang-undang dasar itu.
Saleh menekankan perlunya untuk mengubah deklarasi undang-undang
dasar guna membentuk satu komite ahli untuk merancang undang-undang
dasar, mengingat "kegagalan lembaga konstitusi untuk menghasilkan satu
rancangan undang-undang dasar".
Libya telah berjuang untuk membuat peralihan demokratis setelah aksi
perlawanan 2011, yang menggulingkan pemerintah presiden Muammar
Gaddafi.
Pemrotes serbu gedung markas konstitusi Libya
Senin, 31 Juli 2017 8:28 WIB