Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Korbid Pemenangan Pemilu Partai Golkar Indonesia
I (Jawa-Sumatra), Nusron Wahid menilai tidak perlu membesar-besarkan
pidato Viktor B Laiskodat yang menyebutkan tentang partai politik yang
pro khilafah dan intoleran.
"Tidak perlu dibesar-besarkan. Anggap saja itu sebagai pidato
internal NasDem yang memang ditujukan untuk konstituennya. Kalau memang
partai-partai itu semua mendukung Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika
dan UUD 1945, sebaiknya dibuktikan secara konkret di lapangan, jangan
hanya jargon," kata Nusron Wahid dalam keterangan tertulisnya yang
diterima, di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, sikap pemerintah untuk membubarkan HTI dengan Perppu
No 2/2017 tentang ormas sudah tepat. HTI dinilai tidak menerima
Pancasila sebagai dasar negara.
"Terus atas dasar apa kita membela HTI wong dia tidak mengakui
segala produk falsafah, konstitusi dan UU yang ada," ujarnya.
Nusron melanjutkan, semua pihak tentu senang karena semua partai
berlomba-lomba mengaku Pancasilais dan Nasionalis serta Pro NKRI.
"Tapi kok anehnya ada pihak-pihak yang mengaku Pancasilais justru
keberatan dan membela mati-matian HTI yang jelas-jelas anti Pancasila.
Padahal, ajaran HTI adalah Khilafah Islamiyyah (negara berbasis Islam
secara global dan mendunia). Kalau setuju khilafah, berarti Indonesia
itu tidak berdaulat. NKRI jadinya tidak ada. Artinya, Indonesia hanya
menjadi negara "filial" atau cabang atau bagian dari khilafah islamiyyah
secara global yang akan dibuat oleh Hizbut Tahrir secara nasional tidak
hanya di Indonesia," jelasnya.
Jadi, lanjut Nusron, boleh lah antar partai ini berbeda pandangan
dan saling mengkritisi kebijakan pemerintah. Tapi kalau menyangkut
falsafah dan konstitusi yang sifatnya fundamental, seharusnya kompak dan
mengesampingkan kepentingan jangka pendek.
"Masalah ajarah khilafah Islamiyyah yang sudah dikampanyekan
dengan agitasi dan tindakan nyata ini, sudah menyangkut fundamental
negara. Kok masih dilihat dengan sudut pandang permainan politik,"
katanya.
Dalam potongan video yang beredar, politisi yang diduga dari
Partai NasDem itu diketahui menyebut Partai Gerindra sebagai salah satu
partai yang mendukung kelompok yang akan membentuk negara khilafah di
Indonesia.
Bukan hanya ke Gerindra, dalam video tersebut orang yang diduga
Viktor juga berturut-turut menyebut Partai Demokrat, Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Atas pernyataannya itu, Partai Gerindra dan PAN telah melaporkan
Viktor Laiskodat ke Bareskrim Mabes Polri pada Jumat (4/8). Sementara
PKS juga segera melaporkan pernyataan itu ke Mabes Polri dan MKD DPR.
Nusron Wahid: jangan besar-besarkan pidato Viktor Laiskodat
Sabtu, 5 Agustus 2017 13:02 WIB