Chicago (ANTARA GORONTALO) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange melanjutkan penurunannya pada Selasa (Rabu pagi
WIB), sebagai respons terhadap angka penjualan ritel dan data manufaktur
AS yang lebih kuat dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 10,7 dolar AS
atau 0,83 persen menjadi menetap di 1.279,70 dolar AS per ounce.
Penjualan ritel nasional AS pada Juli meningkat sebesar 0,6 persen,
lebih baik daripada perkiraan lonjakan 0,4 persen. Para analis
mengatakan kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi tahun ini,
kemungkinan didorong oleh permintaan yang kuat untuk kendaraan baru dan
penawaran spesial "Prime Day" di Amazon.
Menurut laporan lain
yang dirilis pada Selasa (15/8), Indeks Manufaktur Empire State (Negara
Bagian New York) dari Federal Reserve New York melonjak 15 poin menjadi
25,2, mencapai level tertinggi dalam hampir tiga tahun.
Data ekonomi yang lebih kuat menekan "safe heaven" emas, yang mengalami penurunan satu hari terberat dalam lima minggu terakhir.
Emas berada di bawah tekanan tambahan dari pelonggaran lebih lanjut
ketegangan geopolitik antara Washington dan Pyongyang, karena dolar AS
terus menguat.
Indeks dolar AS naik 0,35 persen menjadi 93,79 pada pukul 18.10 GMT.
Indeks tersebut merupakan ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang
utama lainnya. Saat dolar AS naik, emas berjangka akan turun.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September
turun 40,8 sen atau 2,83 persen, menjadi ditutup pada 16,714 dolar AS
per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober turun 7,5 dolar AS atau
0,77 persen, menjadi menetap di 967,4 dolar AS per ounce, demikian
Xinhua.
Penguatan data ekonomi AS tekan harga emas turun
Rabu, 16 Agustus 2017 8:38 WIB