Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian
Pertahanan Letjen TNI I Wayan Midhio mengatakan tawaran Presiden
Filipina Rodrigo Duterte untuk membuat pasukan khusus melawan ISIS masih
perlu dibahas bersama dengan sejumlah kementerian.
"Kalau ada konsep demikian, ya kami bicarakan dulu di Kemenhan dan
Kemenko Polhukam. Tawaran ini akan digodok di sana," kata Midhio yang
ditemui di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu.
Sebelumnya Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengungkapkan
rencananya untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana
Menteri Malaysia Najib Razak guna menawarkan rencana pembentukan pasukan
khusus bersama yang ditujukan untuk melawan para anggota gerakan
militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sebagaimana dilansir
Reuters, Senin (4/9).
Duterte juga menyatakan kesediaannya membuka perbatasan negaranya
bagi pasukan Malaysia serta Indonesia untuk ikut memerangi ISIS.
Terkait dengan rencana tersebut, Midhio menjelaskan sebenarnya
Kementerian Pertahanan ketiga negara sudah melakukan kolaborasi untuk
mengatasi ancaman ISIS, berupa patroli bersama.
Namun, dengan rencana baru ini, ia menekankan bahwa kelak penting
bagi pemerintah ketiga negara untuk merinci konsep pembukaan perbatasan
yang ditawarkan pimpinan Filipina itu.
"Yang penting prosedur pemanfaatan perbatasan itu harus ditetapkan
bersama. Kalau kita masuk bagaimana? Lalu mereka ke sini bagaimana? Ini
juga ada masalah kedaulatan. Jadi Kemenhan menyikapi dengan bijak apapun
kerja sama itu, tetapi mekanismenya yang perlu kita bahas bersama.
Nanti untuk operasi khususnya, kita lihat saja perkembangan berikutnya,"
kata Midhio.
Kemenhan: tawaran Duterte masih perlu dibahas bersama
Rabu, 6 September 2017 18:13 WIB