Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Bank Indonesia memperkirakan pada September 2017
akan kembali terjadi deflasi seperti laju harga konsumen di Agustus
2017, karena menurunnya beberapa harga pangan seperti daging ayam,
telur, dan beberapa varian bawang.
"Secara umum ada tekanan deflasi jadi potensi September deflasi 0,01
persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat.
Perkiraan deflasi tersebut berbalik dibanding pekan ketiga September
2017 ketika BI masih memerkirakan terjadinya inflasi 0,02 persen (mtm).
Agus mengatakan deflasi di bulan ke sembilan karena terus menurunnya
harga pangan setelah tren konsumsi tinggi pada Ramadhan dan Lebaran,
Juli 2017.
Meski demikian, ada beberapa komponen barang yang tercatat inflasi yakni biaya pendidikan, tanah dan persewaan rumah.
Jika perkiraaan BI terealisasi di September, maka inflasi tahunan di
bulan kesembilan di sekitar 3,5-3,6 persen (year on year/yoy) atau
cenderung terus bergerak ke batas bawah sasaran inflasi Bank Sentral di
3--5 persen.
Disinggung mengenai indikator dari tren deflasi yang cenderung
menunjukkan masih lemahnya konsumsi, Agus menampiknya. Dia mengatakan
laju konsumsi masyarakat hingga September 2017 menunjukkan perbaikan
dibanding bulan-bulan sebelumnya.
"September ini kami lihat ada cukup banyak perbaikan dari sisi
konsumsi, investasi, ataupun ekspor yang menunjukan kondisi yang lebih
baik dan kami melihat secara umum makro ekonomi kita terjaga baik," ujar
Agus.
BI perkirakan September 2017 kembali deflasi
Jumat, 29 September 2017 17:52 WIB