Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut
Binsar Pandjaitan membahas isu lingkungan termasuk upaya menghadapi
perubahan iklim dengan Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda
Cora van Nieuwenhuizen di Den Haag, Belanda.
Siaran pers di Jakarta, Jumat, menyebut dalam pertemuan tersebut,
salah satu yang dibahas adalah kegiatan pengusaha muda yang peduli
lingkungan Boyan Slat, pendiri proyek nirlaba Ocean Cleanup.
Luhut mengagumi apa yang dilakukan Slat dan berharap generasi muda
Indonesia dapat menciptakan inovasi atau alat yang bisa membersihkan
laut Indonesia dari sampah plastik.
Mantan menko polhukam itu bahkan berharap universitas dapat membuat
kompetisi yang bisa mendorong generasi muda berinovasi untuk menjaga
lingkungan, terutama laut.
Menteri van Nieuwenhuizen mengatakan meski penemuan Slat penting,
yang lebih penting adalah mental anak muda untuk senantiasa menjaga
lingkungan.
Menteri van Nieuwenhuizen yang baru kembali dari Konferensi Iklim di
Bonn,Jerman menemukan bahwa adaptasi terhadap perubahan lingkungan itu
sangat dibutuhkan. Namun, yang terjadi saat ini menurutnya hanya berbagi
ide.
Ia berharap Indonesia bisa juga berbagi pengalaman bagaimana negara itu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Belanda sendiri, lanjut dia, telah mendirikan sebuah badan
internasional baru yang bertujuan berbagi keahlian dalam beradaptasi
dengan perubahan iklim.
"Global Center of Excellence on Climate Adaptation" (GCECA), yang
sedang dibangun oleh Belanda dengan dukungan dari Jepang dan program
lingkungan PBB ini, akan diluncurkan tahun depan.
"Kami menerima dengan senang hati jika Indonesia bisa ikut
berpartisipasi atau berbagi pengalaman dalam menghadapi perubahan
iklim," ujar Menteri van Nieuwenhuizen.
Menanggapi tawaran tersebut, Luhut menyanggupi dan mengatakan
Indonesia sebagai negara yang mengalami perubahan iklim akan bisa
membantu.
"Laut adalah masa depan kami, laut adalah bagian terbesar dari
negara kami. Tahun depan kami akan mengadakan konferensi internasional
membicarakan hal ini, tentunya kami juga akan mengundang Belanda. Isu
yang kami bicarakan pada Konferensi Iklim juga adalah mangrove, di mana
23 persen mangrove dunia ada di Indonesia. Sebagai negara kepulauan
terbesar, saya kira Indonesia memainkan peranan penting dalam sisi
lingkungan," pungkasnya.
Menko Luhut bahas isu lingkungan dengan menteri Belanda
Jumat, 17 November 2017 12:48 WIB