Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Ekonom senior Umar Juoro menilai ekonomi
Indonesia bisa menjadi "ekonomi lima persenan" mengingat pertumbuhan
kredit yang masih relatif melambat dalam beberapa tahun terakhir.
"Dengan pertumbuhan kredit hanya sekitar 8-10 persen, maka ekonomi
Indonesia menjadi "ekonomi yang tumbuh lima persenan", bahkan sampai
tahun 2019," ujar Umar Juoro saat menjadi pembicara dalam seminar
nasional "Stabilitas Tanpa Akselerasi" di Jakarta, Rabu.
Pertumbuhan kredit memang masih memperlihatkan perlambatan.
Berdasarkan data, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit
perbankan pada Oktober 2017 mencapai 8,18 persen, lebih baik dari
September 2017 sebesar 7,86 persen.
Padahal sebelumnya pertumbuhan kredit mampu tumbuh di atas 10 persen
atau `double digit`. Kendati demikian, Umar memprediksi pertumbuhan
kredit tahun depan akan membaik.
"Pada 2018, pertumbuhan kredit bisa mencapai sekitar 10 persen," katanya.
Menurut Umar, saat ini bank masih berhati-hati dalam menyalurkan
kredit seiring dengan permintaan terhadap kredit yang berkualitas juga
melemah.
Bank juga masih sibuk dengan restrukturisasi tingkat kredit macet walaupun tingkatannya masih terkendali di level 3 persen.
"Selain itu, belum ada sektor ekonomi yang menjadi `leading sector`
dalam mendorong perkembangan ekonomi yang membuat bank dapat menyalurkan
kredit lebih besar," ujar Umar.
Pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas, lanjut Umar, bukan
merupakan fokus perbankan, kecuali bank BUMN yang ditugaskan pemerintah
untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
Ketidakcocokan (mismatch) dana jangka pendek untuk penggunaan proyek
jangka panjang, banyaknya proyek infrastruktur yang tingkat imbal hasil
atau Internal Rate of Return (IRR) - nya rendah, permasalahan tarif,
dan permasalahan struktural seperti pembebasan tanah, merupakan
permasalahan yang tidak mudah dihadapi bank.
Umar menambahkan, ttransmisi kebijakan moneter oleh Bank Indonesia
(BI) yang belum optimal juga mengakibatkan pertumbuhan kredit hingga
kini masih relatif melambat. Penurunan suku bunga acuan belum memberikan
pengaruh yang signifikan dalam transmisi ke perbankan, baik dalam
bentuk penurunan bunga pinjaman maupun pertumbuhan kredit.
Pengamat : ekonomi Indonesia bisa jadi "ekonomi lima persenan"
Rabu, 29 November 2017 20:26 WIB